Selasa 10 Sep 2013 20:43 WIB

Menkeu: Perekonomian Indonesia Masih Berada Dalam Tekanan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Heri Ruslan
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan perekonomian Indonesia secara keseluruhan masih berada dalam tekanan.  Akan tetapi, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G-20, perekonomian Indonesia relatif lebih baik.

 Demikian disampaikannya saat memberikan pidato kunci pada Seminar Nasional Inisiatif Program National Interest Account (NIA) Sebagai Alternatif Percepatan Pertumbuhan Ekspor Nasional di Kementerian Keuangan, Selasa (10/9).

"Kita harus melihat dari perspektif perbandingan.  Saya akan mengutip data agar perbandingannya tidak bias," ujar Chatib.  Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,8 sampai 5,9 persen pada 2013.  Angka ini, menurut Chatib, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan India (4,8 persen) dan Brazil (2,5 persen).  Sementara itu, Cina diperkirakan tumbuh lebih tinggi yakni 7,5 persen.  "Sampai akhir tahun, kita nomor dua diantara negara-negara G-20."

Selain dari pertumbuhan, Chatib juga membandingkan kondisi perekonomian Indonesia dengan sejumlah anggota G-20 dari sisi pengangguran dan pelemahan nilai tukar.  Tingkat pengangguran Indonesia saat ini 5,9 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan Cina (5,8 persen), Rusia (4,8 persen), India (3,8 persen).  Sedangkan pelemahan nilai tukar rupiah Indonesia 11-12 persen year to date, India dan Jepang lebih dari 15 persen.

"Apa kesamaan negara-negara ini? Kita memiliki orientasi ekspor sumber daya alam.  Saat ekspor terpukul, nilai tukar terkena," kata Chatib.  Selain ketiga aspek di atas, Chatib juga membandingkan kondisi perekonomian Indonesia dari sisi defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan.  Defisit anggaran Indonesia 2013 diperkirakan maksimal 2,38 persen dan defisit transaksi berjalan 4,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

India memiliki defisit anggaran sekitar 8 persen dan defisit transaksi berjalan 5 persen terhadap PDB.  Malaysia akibat masalah BBM, memiliki defisit anggaran sekitar tujuh persen.  "Intinya negara-negara yang mengalami tekanan juga punya persoalan di fiskal dan defisit transaksi berjalan," kata Chatib.  Chatib memastikan, defisit transaksi berjalan akan membaik di triwulan III 2013. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement