Ahad 08 Sep 2013 14:22 WIB

Mulai Besok, Produsen Tempe dan Tahu Mogok Produksi 3 Hari

Rep: Nurhamidah/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ribuan produsen dan pengrajin tempe dan tahu se-kota Tangerang akan berhenti produksi terhitung Senin pukul 00.00 WIB. Aksi mogok berlangsung tiga hari dari 9 - 11 September 2013 tersebut akibat harga kedelai terus melejit hingga Rp 9.500 per kilo gram yang sangat memberatkan.

Bendahara Koperasi Berkah Amanah Sejahtera (KOPBAS) mewakili Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe (Gakopti) Kota Tangerang, Kasbari mengatakan akan melalukan sosialiasi kepada seluruh produsen, pengrajin, maupun pedagang di Kota Tangerang. “Ada sekitar 2000-an produsen tempe dan tahu di Kota Tangerang akan mogok produksi dari tanggal 9-11 September. Mala mini akan kita sosialiasikan ke semua pasar di Kota Tangerang,” katanya pada ROL, Ahad (8/9).

Ia mengatakan akan melakukan sosialiasi keliling ke beberapa pedagang di pasar. Diantaranya mendatangi Pasar Babakan, Cikokol pada pukul 00.00 WIB selanjutnya sampai ke Pasar Anyar pada pukul 05.00 WIB.

Kasbari mengatakan aksi mogok produksi ini dikarenakan harga kedelai terus naik setiap hari sampai sekarang. Bahkan harga kedelai untuk saat ini mencapai harga tertinggi Rp 9.500 per kilogram (kg). Sedangkan untuk harga terendah yaitu Rp 9.300 per kg. Menurutnya harga tersebut sangat memberatkan baik produsen maupun pedagang. Sebab harga kedelai diatas Rp 8.000 saja sudah sangat berat apalagi jika harga diatas Rp 9.000. Akibat kenaikan harga tersebut beberapa produsen harus mengurangi jatah produksi.

Selain itu ada yang terpaksa mengurangi atau mem-PHK karyawan karena tidak sanggup menggaji lagi. “Produksi saat ini dikurangi hingga 30 persen, penghasilan menurun, pekerja terpaksa dikurangi. Rugi terus, setiap hari harga kedelai terus naik,” paparnya. Ada beberapa pSehingga dengan aksi mogok produksi tersebut diharapkan harga kedelai bisa turun. Serta pemerintah bisa mempunyai solusi untuk menekan harga kedelai tersebut. Sebab meskipun harga kedelai naik tetapi tidak bisa menaikan harga tempe dan tahu tersebut.

Hal itu dikarenakan jika harga dinaikan maka pembeli akan menurun bahkan terlalu tinggi di pasaran untuk masyarakat. Menurutnya, harga standar untuk kedelai maksimal Rp 7.500 per kg sehingga masih terjangkau oleh produsen. Serta untuk pedagang masih bisa mengambil untung dari hasil penjualannya. Namun apabila harga kedelai diatas Rp 9.000 maka akan kesulitan menentukan harga jual tempe dan tahu di pasaran. “Harga kedelai saat ini sangat memberatkan, harapan kami harga bisa kembali turun. Pemerintah harus bisa menata kebijakan atas lonjakan harga ini,” ungkapnya.

Kasbari menambahkan apabila aksi mogok produksi selama tiga hari tersebut dari 9 -11 September 2013 tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Artinya jika harga kedelai tetap naik maka akan melakukan aksi demontrasi lebih besar bersama seluruh produsen dan pedagang tempe maupun tahu ke Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement