REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Produksi udang Indonesia diyakini bisa menembus 620 ribu ton pada 2013, lebih tinggi dari target 608 ribu ton, karena situasi eksternal dan internal yang sangat mendukung baik dari aspek budidaya, permodalan maupun pasar.
"Pada semester I 2013, realisasi produksi sudah mencapai 320 ribu ton dan semester II diyakini bisa mencapai 300 ribu ton lagi," kata Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhammad Abduh di Palu, Kamis (5/9).
Menurut Abduh, gairah petambak untuk membudidayakan udang dewasa ini cukup tinggi, dan itu terlihat dari semakin banyaknya areal tambak yang sebelumnya idle (menganggur), kini mulai berproduksi lagi. Program peningkatan produksi ini ditopang lagi dengan program revitaliasi tambak udang KKP yang tahun 2013 ini menjangkau 28 kabupaten di enam provinsi yakni Jatim, Jateng, Sulsel, NTB, Lampung dan Sumut.
"Kami akan mengembangkan tambak semi intensif bersertifikasi (demonstration farming-denfarm) rata-rata 20 hektare di tiap kabupaten itu, atau secara total 504 hektare," ujar Abduh yang mantan Direktur Perikanan Budidaya itu.
Kondisi pendukung lainnya adalah perhatian sektor perbankan terhadap usaha pertambakan yang semakin tinggi sehingga petambak kini relatif tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh modal kerja dari bank. "Bank saat ini tidak saja melirik sektor pertmabakan udang tetapi sudah mempelototin karena sektor ini sangat layak untuk dibiayai perbankan," ujarnya.
Pasar udang produksi Indonesia baik di dalam maupun luar negeri, kata Abduh, saat ini sedang booming sehubungan dengan keberhasil Indonesia mencapai '3 bebas' yang menyebabkan pasar udang Indonesia di luar negeri semakin terbuka. Indonesia kini dinyatakn bebas dari penyakit udang yang disebabkan virus EMS (early mortality syndrome), bebas residu dengan dicabutnya sanksi CD-220 serta bebas dari tuduhan subsidi.
"Keberhasilan Indonesia mencapai '3 bebas' di sektor perudangan ini membuat pintu ekspor udang ke berbagai negara seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang semakin terbuka lebar. Dari Amerika Serikat misalnya, kita kebanjiran pesanan," paparnya.
Hal ini, kata Abduh, membuat harga udang melonjak drastis yang awal 2013 rata-rata Rp 50 ribu per kg, kini telah mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kg, rekor harga tertinggi yang pernah dicapai se[anjang sejarah perudangan Indonesia. Menurutnya, situasi kondusif sektor perudangan Indonesia ini diperkirakan akan bertahan satu sampai dua tahun ke depan, karena itu, peluang tersbeut harus bisa dimanfaatkan secara maksimal.
"Namun kami tidak bisa jor-joran meningkatkan produksi karena harus tetap mengawasi sistim budidaya secara ketat agar '3 bebas' itu bisa dipertahankan, antara lain melalui penerapan tambak demfarm," katanya.