Kamis 05 Sep 2013 13:56 WIB

Bumi Serpong Damai Kaji Right Issue

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
BSD City
BSD City

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tengah mengkaji penerbitan saham baru untuk meningkatkan likuiditas perseroan. Sekretaris Perusahaan Hermawan Wijaya mengungkapkan perseroan berencana menerbitkan saham maksimal 10 persen. "Kami sedang kaji apakah akan diterbitkan tahun ini atau tahun depan. Kami masih punya waktu hingga 2015," ujar Hermawan pada media gathering di Jakarta, Kamis (5/9).

Penerbitan saham atau right issue ini merupakan salah satu sumber pendanaan yang dapat dipakai perseroan. Dengan penerbitan saham maksimal 10 persen ini perseroan dapat memperoleh minimal Rp 2,9 triliun. Ini merupakan potensi yang bisa dipakai perseroan hingga 2015.

Saat ini perseroan memiliki kas internal senilai Rp 4,7 triliun. Hermawan menilai kas yang dimiliki perseroan masih mencukupi hingga akhir tahun. Selain itu perseroan juga telah menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) pada pertengahan tahun lalu senilai Rp 1,75 triliun.

Hermawan menambahkan dana yang saat ini ada sudah cukup untuk memenuhi belanja modal hingga akhir tahun. Hingga akhir tahun perseroan masih memerlukan dana Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun. Sampai Agustus 2013 Hermawan sudah menyerap dana untuk capital expenditure (capex) sebesar Rp 3 triliun.

Terkait penjualan, BSDE optimistis target di akhir tahun tercapai di tengah volatilitas pasar saat ini, yaitu Rp 7 triliun. Hingga Agustus penjualan perseroan sudah mencapai Rp 5,6 triliun atau 80 persen dari target. Optimisme ini datang dari baiknya sambutan masyarakat atas peluncuran cluster Ilustria II pada 24 Agustus 2013. Dari 198 unit yang ditawarkan, permintaannya mencapai 800 unit.

Untuk memenuhi target akhir tahun, perseroan masih memiliki satu cluster lagi yang akan diluncurkan pada 29 September 2013. Cluster yang diberi nama Sheffield ini diperkirakan akan menyerap penjualan sebesar Rp 400-500 miliar. Selain itu perseroan juga tengah melakukan pembicaraan untuk penjualan satu kavling komersial. "Jika ini tercapai, penjualan kami akan bertambah Rp 400 miliar lagi," kata Hermawan. Sisanya perseroan masih memiliki beberapa area yang dapat memenuhi sisa penjualan.

Ketika ditanya pengaruh kenaikan uang muka terhadap penjualan, Hermawan mengakui dampaknya tidak akan begitu terasa. Sekitar 50 persen pembeli properti BSDE adalah pembeli tunai. Hanya 50 persen yang menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). "Kalau kebijakan uang muka ini berlaku, mungkin pembeli yang ke KPR akan lebih sedikit," kata Hermawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement