Selasa 03 Sep 2013 15:22 WIB

Tak Puas, Kementan Akan Tinjau Ulang Hasil Sensus BPS

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Seorang peternak di sebuah peternakan sapi di Jakarta, Rabu (17/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengevaluasi hasil sensus pertanian, terutama untuk komoditas ternak. Berdasarkan hasil sensus sementara yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak menurun sebanyak lebih dari 2,5 juta ekor dalam sepuluh tahun terakhir.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan pihaknya akan melakukan peninjauan dan verifikasi langsung di lapangan. Ia melihat ada perbedaan yang jelas dalam melihat hasil sensus ternak di tahun 2011 dan tahun 2013. Sensus  terdahulu menghasilkan angka 16,73 juta ekor untuk jumlah populasi sapi dan kerbau. Sedangkan saat ini populasi yang sama hanya mencapai angka 14,17 juta ekor. "Kalau sensus 2011 kan sensus khusus tentang ternak,  jadi hasilnya spesifik dan akurat karena tentu lebih fokus," katanya Selasa (3/9).

Selanjutnya Kementan akan mencari penyebab penurunan populasi apabila data tersebut benar.  Untuk sementara waktu, Mentan menyatakan belum bisa mengambil kebijakan apapun sebelum evaluasi mengenai data BPS terlaksana.

Menilik dari beberapa kejadian, Mentan menilai penurunan populasi mungkin terjadi. Dahulu Australia sempat menghentikan ekspor sapi hidup ke Indonesia. Kondisi tersebut bisa saja menjadi pemicu terjadi pengurasan atau pemotongan dalam jumlah cukup besar untuk menutup kekurangan atau tambahan impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement