Jumat 23 Aug 2013 14:36 WIB

Indonesia-Australia Jajaki Kerja Sama Perdagangan Sapi

Peternakan Sapi (Ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Peternakan Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Promosi Investasi Indonesia (IIPC) Sydney bekerja sama dengan perwakilan RI di Australia menyelenggarakan kegiatan 'IndOz Beef Investment and Trade' di Brisbane, pada 22-23 Agustus 2013 untuk menjajaki kerja sama perdagangan sapi kedua negara.

Siaran pers KBRI Canberra Jumat (23/8), menyebutkan forum strategis tersebut dihadiri oleh pejabat tinggi kedua negara yakni Menteri Pertanian Australia Joel Fitzgibbon, Anggota Parlemen Bob Katter, Menteri Pertanian Negara Bagian Queensland John McVeigh dan Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Bayangan John Cobb. Forum tersebut diikuti oleh 150 peserta pelaku industri sapi, perwakilan pemerintah serta asosiasi terkait. Turut hadir perwakilan dari daerahyakni Pemerintah Provinsi Papua, NTT dan Lampung Selatan.

Dubes RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema mengemukakan forum ini sangat penting bagi kedua negara untuk mendengarkan secara langsung berbagai realita dalam bidang perdagangan sapi hidup dan daging sapi dari pelaku-pelaku industri.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga mengharapkan kegiatan forum ini menjadi pemicu dialog yang dinamisuntuk secara bersama mencari peluang-peluang dalam hal investasi dan perdagangan dalam sektor industri sapi. Menurutnya, Indonesia masih belum menjadi sasaran utama bagi investasi di bidang livestock, bila melihat bahwa Indonesia masih merupakan negara peringkat ke-19 dari tujuan investasi Australia di bidang livestock dengan nilai 25 juta dolar AS.

Sementara Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi mengatakan pesan utama dari pihak Indonesia dalam forum ini adalah agar Australia mulai melakukan langkah-langkah konkret tidak hanya sebatas perdagangan namun juga investasi dan kerjasama konkrit lainnya. Hubungan kerja sama perdagangan sapi antara Indonesia dan Australia, ujar Bayu, harus dilihat lebih dari sebuah hubungan ekspor impor semata. "Namun lebih kepada sebuah hubungan kerjasama strategis antara Indonesia dan Australia yang dapat membawa keuntungan dan manfaat bagi keduabelah pihak," tambahnya.

Sedangkan Wakil Menteri Pertanian RI Rusman Heriawan mengemukakan bahwa perkembangan investasi di sektor peternakan sapi selama lima tahun terakhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Investasi asing (PMA) maupun investasi dalam negeri (PMDN) di sektor peternakan sapi hanya berjumlah Rp 117 miliar.

Jumlah tersebut, menurut Rusman, masih relatif kecil bila dibandingkan dengan investasi di bidang tanaman pangan dan perkebunan yang mencapai Rp 11 triliun. "Investasi asing dalam bidang peternakan tersebut berkontribusi hanya sebesar 1,04 persen terhadap total investasi pertanian," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement