Kamis 22 Aug 2013 13:58 WIB

Tiga Komponen Ini Memperkuat Ekonomi Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada tiga komponen yang dinilai mampu menguatkan ekonomi syariah. Ekonomi syariah dapat berjalan baik apabila komponen-komponen tersebut dapat bersatu.

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Didin Hafidhuddin mengatakan ketiga komponen tersebut adalah sektor riil atau sektor usaha yang digerakkan masyarakat,  sektor moneter atau keuangan dan sektor zakat, infaq, shadaqah dan wakaf. "Alhamdulillah dari sektor keuangan, perbankan, asuransi dan pegadaian syariah sudah semakin maju," ujarnya saat penyerahan hibah surplus underwriting Dana Tabarru' dari AXA Mandiri di AXA Tower, Kamis (22/8).

Saat ini, kata Didin, bisnis syariah semakin merambah luas ke berbagai bidang. "Ada pariwisata syariah, hotel syariah, bahkan bengkel syariah," ucapnya.

Potensi zakat, infaq dan shadaqah juga cukup besar. Didin mengatakan jika ditotal, perolehan zakat, infaq dan shadaqah di seluruh dunia bisa mencapai Rp 6.600 triliun setiap tahunnya. "Di Indonesia, zakat, infaq dan shadaqah mencapai Rp 217,3 triliun pertahun atau seperlima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kalau terus digerakkan maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Dana surplus underwriting yang dihibahkan ke BAZNAS mencapai Rp 577 juta. "Kami harap dengan adanya penyaluran dana hibah ini kepada BAZNAS, masyarakat yang membutuhkan akan menerima manfaat dengan sebaik-baiknya, kata Chief Financial Officer AXA Mandiri, Iwan Pasila.

AXA Mandiri membukukan surplus underwriting yang diperoleh dari kontribusi peserta ke dalam Dana Tabarru' sebesar Rp 3,9 miliar. Angka tersebut naik 9 persen dibanding 2011 dari Rp 3,6 triliun. Sebesar 30 persen dari total surplus underwriting yakni Rp 1,26 miliar dibagikan kepada para pemegang polis yang berhak.

Seiring pembukuan surplus underwriting asuransi syariah di 2012, pertumbuhan bisnis asuransi syariah AXA Mandiri menunjukkan perkembangan positif. Bahkan rasio kecukupan Tabarru' meningkat 34 persen menjadi 81 persen pada 2012. Angka tersebut jauh di atas yang dipersyaratkan regulator dimana aturan risiko berdasarkan modal (risk based capital) asuransi syariiah minimum 15 persen di 2012 dan 30 persen di 2014.

Selain itu, dana kelolaan unitlink asuransi syariah naik 17,6 persen dibandingkan 2011 dengan perolehan mencapai Rp 571 miliar. Adapun investasi unitlink asuransi syariah AXA Mandiri ditempatkan pada deposito di bank syariah dan obligasi syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement