REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Nasib perbankan syariah di Azerbaijan cukup terpuruk. Salah seorang ahli menginformasikan, perbankan syariah memiliki kesempatan nol untuk berkembang di Azerbaijan hingga otoritas keuangan negara mau mengubah sikap terhadap jenis kegiatan keuangan tersebut.
"Dalam kondisi seperti itu, kami menyambut setiap inisiatif penyusunan proposal untuk pengembangan perbankan syariah. Tapi kami tidak akan berharap tentang kesuksesan perbankan syariah di Azerbaijan," kata pakar yang enggan disebutkan namanya tersebut seperti dikutip Azerbaijan Business Center, Rabu (21/8).
Menurutnya, kalau ada proposal pengajuan izin praktik perbankan syariah, maka akan dikebiri dan akan ditolak. Meski pun perbankan syariah telah mendapat kesempatan serius bagi pembangunan di wilayah tersebut. Faktanya, Bank Internasional Azerbaijan telah membuka bisnis jendela syariah sendiri.
Wakil Ketua Dewan Bank Internasional Azerbaijan, Emil Mustafayev mengatakan, prioritas bagi perbankan syariah adalah elaborasi undang-undang. "Dalam hal ini, kami bekerja keluar dengan regulator dan konsultan terkait masalah untuk mempelajari hukum yang berkaitan dengan perbankan syariah," ucapnya.
Macetnya regulasi tidak mencegah bank tesebut menggunakan instrumen keuangan syariah. "Kami telah bekerja di luar semua prosedur internal. Produk perbankan syariah ditujukan untuk nasabah korporasi dan rite," kata dia.
Mustavayev berujar secara paralel, jendela perbankan syariah dibuka oleh bank untuk mengeksplorasi kebutuhan dan kepentingan nasabah, serta mencoba dann menciptakan solusi kebutuhan keuangan mereka. Namun, dia enggan memperkirakan volume minat dalam keuangan syariah di Azerbaijan.
Produk perbankan syariah kemungkinan dimodifikasi dari produk perbankan secara umum. "Dalam hal biaya, produk perbankan syariah tidak berbeda jauh dari produk konvensional," ujar Mustavayev.