Senin 19 Aug 2013 04:17 WIB

Perlu Strategi Stabilisasi Harga Pangan

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Heri Ruslan
Menteri Pertanian Suswono
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Menteri Pertanian Suswono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah mencari strategi guna menjaga kestabilan harga pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan ada mekanisme pengawasan harga yang berhasil diterapkan di beberapa negara. Di Malaysia misalnya, terdapat undang-undang yang memastikan perlindungan untuk produsen dan konsumen bahan pangan.

Mentan mengatakan Indonesia pernah berhasil mejaga kestabilan harga pangan dengan adanya likuiditas Bank Indonesia. Namun diakui Bulog akan kesulitan jika hanya menggunkan dana komersil.Saat itu, Bulog dinilai telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. "Peluang seperti itu bagus juga kalau ada lagi," ujar Mentan, Ahad (18/8).

Kementerian Pertanian (Kementan) pun tengah menyusun undang-undang perlindungan dan pemberdayaan petani. Peraturan ini diharapkan bisa menjaga gairah petani untuk tetap berproduksi, karena ada kepastian usaha yang menguntungkan.

Potensi lahan pertanian menurut dia juga masih cukup besar. Setidaknya menurut Mentan ada 7 juta lahan terlantar yang bisa digunakan untuk membangun pertanian. "Mudah-mudahan nanti akan ada undang-undang pertanahan yang akan mendukung kebutuhan pangan nasional," katanya.

Pihaknya juga tengah menyusun strategi induk pembangunan pertanian  untuk 2013-2045. Stratgei ini dibuat dengan memperhitungkan banyak faktor seperti demografi, jumlah penduduk, dukungan lagan dan geoindustri.

Pada rapat paripurna, Jumat (16/8) lalu, Dewan berharap pemerintah memperbesar peran Bulog sebagai stabilisator harga. Selain itu pemerintah perlu lebih meneladani peran penyuluh, tenaga harian lepas, petani berprestasi, kelompok tani, balai penyuluhan dan kelembagaan ekonomi pertani yang berprestasi.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya siap apabila diserahi tuga tambahan sebagai stabilisator harga pangan. Bulog menurutnya telah berpengalaman salah satunya mengurus komoditas beras, dan sekarang daging. Namun ia meminta agar penugasan ini dilakukan secara berkenlanjutan, tidak mendadak.

"Kalau lagi ada persoalan baru disuruh, akan beda hasilnya dengan kalau dirancang lebih awal seperti Bulog," kata Sutarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement