REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membacakan pidato penyampaian keterangan pemerintah atas RAPBN Tahun Anggaran 2014 beserta Nota Keuangan di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (16/8) siang.
Dalam kesempatan itu, SBY memaparkan kemajuan yang telah dicapai pemerintah dalam kurun waktu 2004 sampai 2013. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan periode 2004-2009 rata-rata mencapai sekitar 5,5 persen per tahun. "Capaian yang patut kita syukuri jika dibandingkan dengan pertumbuhan negara-negara besar dan maju di kurun waktu yang sama," katanya.
Kemudian para periode 2009-2013 (sampai Juni 2013), pertumbuhan ekonomi berhasil dipacu menjadi rata-rata 5,9 persen per tahun. Atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi lima tahun sebelumnya. "Ini pertumbuhan ekonomi tertinggi, setelah kita mengalami krisis ekonomi 15 tahun lalu," kata Presiden.
SBY juga mengungkapkan peningkatan produk domestik bruto (PDB) per kapita. Jika pada 2004, PDB berada pada posisi 1.177 dolar AS per kapita, maka pada 2009 besarannya meningkat menjadi 2.299 dolar AS per kapita. PDB kembali meningkat menjadi 3.592 dolar AS per kapita pada 2012.
SBY mengharapkan PDB akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. "Bila kita mampu terus menjaga pertumbuhan ekonomi kita, Insya Allah pada akhir 2014, PDB per kapita akan mendekat 5.000 dolar AS," ujar dia.
SBY pun mengungkapkan keberhasilan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Cina di antara negara-negara G-20. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, katanya, juga diikuti oleh menurunnya tingkat pengangguran terbuka menjadi 9,86 persen pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Maret 2013.
Begitu pula dengan tingkat kemiskinan yang berhasil diturunkan dari 16,66 persen atau 37,2 juta orang pada 2004 menjadi 11,37 persen atau 37,2 juta orang pada Maret 2013. "Tentu kemajuan ini belum sempurna dan masih bisa kita tingkatkan lagi," katanya.