REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Permintaan global untuk emas jatuh ke terendah empat tahun pada kuartal kedua. Meskipun, menurut Dewan Emas Dunia (WGC), terjadi lonjakan permintaan dari India dan Cina karena harga logam mulia tersebut menjadi lebih murah.
WGC mencatat terjadi penurunan permintaan emas sebesar 12 persen menjadi 856,3 ton, dari 974,3 ton di 2012 lalu. "Penurunan tersebut karena investor meninggalkan reksadana emas dan bank-bank sentral mengurangi pembelian mereka," demikian laporan terbaru yang dirilis WGC, Jumat (16/8).
Kendati permintaan global mengalami tren penurunan, tetapi di India dan Cina yang merupakan negara konsumen emas utama dunia, memperlihatkan lonjakan permintaan karena harga global turun di tengah kekhawatiran pengurangan stimulus AS lebih cepat dari perkiraan karena perekonomian Amerika Serikat pulih. Harga emas global turun sekitar seperlima tahun ini mendekati angka terendah tiga tahun terakhir 1.180,71 dolar AS per ounce pada Juni lalu. "Beberapa investor melihat alasan utama mereka untuk mencari 'safe haven' (tempat yang aman) di emas memudar," kata laporan itu.
Hal ini mengakibatkan penurunan penjualan emas sebesar 400 ton dalam dana-dana investasi berbasis emas di kuartal kedua 2013, setelah harga emas internasional turun tajam tahun ini. Dalam hal nilai, permintaan emas di kuartal April-Juni turun 23 persen menjadi 39 miliar dolar AS, karena harga emas internasional merosot. Pembelian emas oleh bank-bank sentral global juga berkurang, turun 57 persen tahun-ke-tahun menjadi 71,1 ton.
Tetapi India, pembeli terbesar emas, menunjukkan lompatan 71 persen dalam permintaan menjadi 310 ton yang merupakan tingkat tertinggi dalam satu dekade. Sementara permintaan emas Cina melonjak 87 persen menjadi 257,5 ton karena emas menjadi lebih murah.
India dan Cina mendominasi panggung global, menguasai 60 persen dari permintaan perhiasan emas. India membeli lebih banyak emas meskipun pemerintah mereka menaikkan bea impor emas tiga kali lipat pada tahun ini untuk mencoba mempersempit rekor defisit perdagangan dan menstabilkan depresiasi tajam rupee.
Emas sangat populer di India, terutama selama festival keagamaan dan musim pernikahan, dan merupakan kontributor terbesar kedua setelah minyak terhadap defisit transaksi berjalan -- ukuran terluas dari perdagangan. Marcus Grubb, direktur pengelola (investasi) di WGC, mengatakan kuartal kedua memperlihatkan sebuah penyeimbangan kembali di pasar di tengah penjualan investasi dan kenaikan tajam permintaan untuk emas batangan, koin dan perhiasan.