REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk menyatakan tetap mengupayakan ekspansi bisnis ke Singapura.
Hal ini dilakukan untuk membawa pulang uang domestik yang nilainya setara dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Potensi dana di sana lebih dari Rp 1.600 triliun," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin, baru-baru ini.
Dana senilai Rp 1.600 tersebut merupakan dana masyarakat Indonesia yang berada di Singapura, baik nasabah kaya maupun perusahaan Indonesia yang berbasis di sana sebagai hasil penjualan batubara dan kelapa sawit. Dana tersebut tidak bisa hanya mengandalkan layanan trustee. Nilai trustee saat ini sangat kecil, kata Budi.
Sehingga tujuan Bank Mandiri untuk berekspansi ke Singapura adalah murni untuk memberikan layanan kepada masyarkat Indonesia yang berdomisili di Singapura. "Jadi kami tidak mengejar penduduk Singapura," tegas Budi.
Dengan dibawa pulangnya dana ini likuiditas perbankan akan terjaga. Jika dana ini tidak masuk ke dalam negeri, diperkirakan likuiditas perbankan nasional akan semakin ketat. Ketatnya likuiditas mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit.
Sebelumnya Bank Mandiri telah mengajukan ekspansi ke Singapura kepada Otoritas Moneter Singapura. Bank pelat merah ini meminta penerapan asas kesetaraan dalam kegiatan bisnisnya di Singapura. "Kami berharap dapat diberikan izin yang adil seperti perbankan asal Malaysia yang masuk ke sana," kata Budi.