REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kementerian Pertanian meminta petani mengoptimalkan pemanfataan musim kemarau basah guna mendorong produktivitas sekaligus mengantisipasi turunnya cadangan pangan dunia karena pengaruh perubahan iklim.
"Sekarang kemarau basah, jadi biar pun musim kering tetapi masih kerap turun hujan. Petani perlu digerakkan untuk memanfaatkan peluang ini," kata Direktur Budidaya Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Fathan A Rasyid dihubungi Senin (12/8).
Ia melanjutkan selain mendorong petani untuk menanam, Keementan juga berupaya menaikkan produktivitas pertanian. Diantaranya dengan menambah jumlah anakan di dalam tiap rumpun padi yang ditanam.
Selama ini, jumlah anakan tanaman padi dalam satu rumpun berkisar dua atau tiga saja. "Nantinya, bagaimana agar satu rumpun, anakan ditambah menjadi 20 dalam tiap rumpun, dan tiap hektare ada lebih dari 200 rumpun. Ini cara yang mudah untuk meningkatkan produktivitas padi," ujar mantan Kepala Bappeda Provinsi Kalbar itu.
Menurut dia, pihaknya juga mengupayakan agar setiap anakan tersebut mampu berisi padi semua. "Jadi, nanti jumlah benih yang disebar ke petani, akan ditambah," kata Fathan A Rasyid.
Ia mengingatkan peningkatan produktivitas padi itu juga untuk mengejar target produksi surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014. Fathan mengungkapkan saat ini masih terjadi kekurangan sekitar lima juga hingga tujuh juta ton beras agar target surplus tersebut tercapai. "Berdasarkan angka ramalan I tahun 2013, produksi beras Indonesia sudah 69 juta ton lebih. Ini sudah surplus sekitar lima juta ton beras," ujarnya.
Produksi beras nasional harus mencapai 76 juta ton agar surplus 10 juta ton beras itu terwujud. Ia menambahkan perubahan iklim membuat cadangan pangan dunia terganggu. Ia mencontohkan Amerika Serikat telah mengumumkan terjadinya penurunan produksi jagung. Hal itu berdampak luas karena menyangkut pangan untuk unggas serta konsumsi manusia.
"Ini tantangan, sekaligus peluang yang harus dimanfaatkan Indonesia sebagai negara tropis dan kaya akan lahan," tegasnya. Ia berharap dengan iklim yang mendukung, subsidi benih dan pupuk, serta penyaluran kredit ketahanan pangan dan energi, Indonesia dapat memperoleh hasil yang maksimal di bidang pangan.