Ahad 11 Aug 2013 13:33 WIB

Nigeria Buka Diri Terhadap Keuangan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Nigeria secara bertahap membuka diri terhadap keuangan syariah. Nigeria sedang mencoba membangun dirinya sebagai pusat keuangan syariah di Afrika.

Meski saat ini pelaku pasar lokal masih sedikit, namun serangkaian inisiatif regulasi telah ditetapkan sebagai dasar bagi produk keuangan syariah, seperti sukuk, asuransi syariah dan produk pinjaman antar bank.

"Nigeria hanya memiliki satu bank syariah dan satu jendela bank syariah, tetapi keuangan syariah di Nigeria punya potensi dan akan terus tumbuh," kata Penasihat Khusus Perbankan Syariah Pemerintah, Bashir Aliyu Umar seperti dikutip Reuters, belum lama ini.

Layanan perbankan syariah di Nigeria saat ini hanya ditawarkan jendela syariah Stanbic IBTC (sebuah unit dari Standard Bank Afrika Selatan) dan Bank Jaiz yang baru beroperasi pada 2012.

Bank Jaiz berencana mendapatkan lisensi nasional untuk memperluas operasinya di luar Nigeria. Jaringan Bank Jaiz telah tumbuh menjadi 10 cabang dari awalnya tiga cabang dengan rencana ekspansi ambisius mencapai 100 cabang hingga 2017.

Pada Agustus lalu, Bank Jaiz berhasil menarik investor, yakni Bank Pembangunan Islam (IDB) berbasis di Jeddah. Pada Juni 2013, total aset Jaiz Bank sebesar 20,6 miliar naira (129 juta dolar AS) dan modal 10 miliar naira.

Sebuah laporan yang dirilis oleh organisasi pembangunan berbasis di Lagos, EFINA, pada November tahun lalu memperkirakan bahwa 34,8 persen orang dewasa Nigeria yang tidak menggunakan produk perbankan syariah kemungkinan akan beralih ke perbankan syariah jika layanan tersebut tersedia.

Sayangnya hingga kini perbankan syariah di Nigeria masih di belakang. Laporan yang sama menemukan bahwa lebih dari 61,6 persen orang dewasa meminjam uang dari keluarga dan teman-teman, sementara hanya 5,6 persen yang menggunakan deposito bank.

Bank Sterling juga telah mendapatkan izin membuka jendela perbankan syariah. Bank tersebut berencana meluncurkan beberapa produk bagi hasil dan investasi.

"Kami siap menghadirkan jendela perbankan syariah segera setelah mendapatkan lisensi akhir," ujar Kepala Kelompok Perbankan Syariah Bank Sterling, Basheer Oshodi.

Bank Sterling akan membuka 10 cabang syariah dan menargetkan membuka 165 cabang di seluruh Nigeria. "Kami akan memiliki hampir semua produk perbankan syariah dasar. Kami juga sudah mulai menyusun beberapa sukuk," ucapnya.

Sukuk bisa datang ke pasar Nigeria segera setelah aturan penerbitannya disetujui Komisi Sekuritas pada Maret. Perusahaan negara penghasil kakao, Osun, juga berencana menerbitkan sukuk.

Regulator di Nigeria telah mengambil langkah-langkah mempertahankan  produk-produk keuangan syariah yang hadir ke pasar. Terbukti, Bank Sentral Nigeria telah membentuk sebuah komite penasihat untuk mengatur kepatuhan syariah.

Regulator juga menerbitkan pedoman bagi operator asuransi syariah pada April lalu. Saat ini ada tiga jendela asuransi syariah beroperasi di Nigeria. "Ada lima perusahaan yang mempertimbangkan masuk ke pasar asuransi syariah," kata Auditor Internal Syariah Bank Jaiz, Auwalu Ado.

Ado mengatakan dengan persyaratan modal minimal 100 juta naira bagi asuransi syariah, diharapkan banyak pemain yang akan bergabung.

Asuransi syariah tidak hanya memberikan perbankan syariah kesempatan melindungi aset mereka, tetapi juga menawarkan jalan bagi bank syariah untuk menginvestasikan dana secara aktif.

Bank Sentral Nigeria mulai mengembangkan produk pinjaman untuk membantu bank syariah mengelola kebutuhan pendanaan jangka pendek. Pasalnya kurangnya produk tersebut telah memperlambat pertumbuhan industri.

Kementerian Keuangan Nigeria akan mengembangkan instrumen pasar yang akan digunakan antara bank sentral, bank-bank syariah serta platform antar bank.

Bank Sentral Nigeria adalah pemegang saham di International Islamic Liquidity Manajemen (IILM) Corp berbasis di Malaysia yang bertujuan memberikan pilihan pendanaan lintas batas jangka pendek melalui program sukuk.

Pada Desember, Bank Sentral Nigeria mengeluarkan pedoman untuk efek beragun aset yang akan menggunakan sertifikat IILM sebagai jaminan. Hal ini berpotensi menempatkan Nigeria menjadi pusat keuangan syariah dalam mengembangkan produk kompleks tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement