Selasa 06 Aug 2013 13:54 WIB

Ekonomi Cina Melambat, Saham HSBC Anjlok

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
HSBC (ilustrasi)
HSBC (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- HSBC Holdings Plc mencatatkan pertumbuhan laba bersih 22 persen pada semester pertama tahun buku 2013. Pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh penghematan besar-besaran yang dilakukan perseroan. HSBC membukukan laba bersih sebesar 10,28 miliar dolar AS. 

Nilai ini sedikit meleset dari ekspektasi analis Bloomberg yang memperkirakan laba bersih perseroan sebesar 10,57 miliar dolar AS. Namun, saham HSBC anjlok di bursa London ke level 721,7 poundsterling. Melemahnya pertumbuhan Cina di semester pertama dan buruknya sektor konsumer menjadi faktor pendorong kejatuhan saham HSBC hingga 4,37 persen. 

HSBC juga menghadapi dampak yang sangat merusak atas rencana pembatasan bonus yang akan diterapkan Uni Eropa. "Ini merupakan lingkungan operasi yang menantang bagi HSBC," ujar CEO Value Investment Principals Ltd Sandy Metha di Hong Kong, seperti dilansir laman Bloomberg, Selasa (6/8).

Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan Cina dan penurunan pendapatan sebesar tujuh persen mendorong banyak investor menarik dana mereka dari negeri tirai bambu tersebut. Pendapatan HSBC di semester pertama hanya 34,4 miliar dolar AS. Perekonomian Cina yang melambat selama dua kuartal berturut-turut ini mendorong perlambatan kinerja HSBC. 

CEO HSBC Stuart Gulliver mengungkapkan, margin bunga bersih turun dari 2,37 persen menjadi 2,17 persen. Hal tersebut didorong oleh penurunan suku bunga kredit. Penyaluran kredit kepada nasabah mengalami penurunan 2,7 persen menjadi 433 miliar dolar AS. "Kinerja pasar negara berkembang ikut mempengaruhi pendapatan dan pertumbuhan laba HSBC," ujar Gulliver.

Tidak hanya di bursa London, saham HSBC Holdings yang tercatat di bursa Hong Kong bernasib serupa. Sahamnya ditutup melemah 4,52 persen menjadi 85,5 dolar Hong Kong. Sejak 2011 perseroan telah melakukan sejumlah efisiensi bisnis. Antara lain, menutup unit bisnis syariahnya yang tersebar di seluruh dunia, seperti di Inggris, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Bangladesh. 

Di Indonesia, layanan HSBC Amanah efektif ditutup pada awal tahun ini. Selain itu perseroan juga menjual bisnis asuransinya yang berada di Singapura dan unit bisnis di Panama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement