REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Satu dari tiga investor yang lolos verifikasi, yakni PT Makassar Tene akan segera membangun pabrik gula di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan investasi hampir mencapai Rp 1 triliun. "Semua perizinan, termasuk dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga sudah turun, sehingga hanya tinggal realisasi saja," tegas Bupati Malang Rendra Kresna di Malang, Selasa (6/8).
Salah satu persyaratan yang saat ini sedang diupayakan segera direalisasikan, kata Rendra, adalah menyiapkan lahan pertanian tebu untuk mendukung operasional pabrik gula (PG) sekitar 30 hektare.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh investor di antaranya adalah pembangunan pabrik harus di atas tanah ladang dan bukan di atas lahan pertanian dan pabrik gula baru jangan mengambil tebu dari luar Kabupaten Malang. Selain itu, lokasi bangunan pabrik harus berjauhan dengan dua pabrik gula yang sudah ada, yakni Pabrik Gula Krebet Baru di Kecamatan Bululawang dan Pabrik Gula Kebon Agung di Kecamatan Pakisaji. Kedua pabrik gula ini menyumbang sekitar 20 persen dari total produksi gula nasional.
Menurut Rendra pabrik gula baru tersebut akan didirikan di Kecamatan Poncokusumo karena di daerah itu menjadi sentra tanaman tebu rakyat sehingga ketersediaan bahan baku terjamin. Saat ini luasan lahan tebu 42 ribu hektare dan lahan tebu yang tersisa dan belum ditanami seluas 37 ribu hektare.
Rendra mengemukakan kapasitas produksi PG baru nanti sekitar 12 ribu ton per hari. "Kapasitas produksinya memang cukup, sehingga membutuhkan lahan yang sangat luas," ujarnya.
Salah seorang petani tebu asal Gondanglegi Sanusi menyambut gembira terealisasinya pendirian pabrik gula baru dalam waktu dekat ini, sebab keberadaan dua pabrik gula di Kabupaten Malang saat ini masih belum mampu menyerap hasil panen tebu petani, sehingga sekitar lima juta kuintal tebu setiap tahunnya harus dijual keluar Kabupaten Malang. Luas lahan tanaman tebu di kabupaten Malang sekitar 73 ribu hektare, namun yang terakomodasi di dua pabrik gula yang sudah ada itu hanya sekitar 30 ribu hektare. Sedangkan sisanya dilempar ke daerah lain.
"Kami berharap pabrik gula baru itu mempunyai teknologi baru yang mampu meningkatkan rendemen tebu petani, sebab saat ini rendemennya masih sekitar tujuh sampai delapan persen," ujarnya.