Senin 05 Aug 2013 16:58 WIB

Malaysia Akan Bertemu Thailand-Indonesia Bahas Harga Karet

Pengepul getah karet
Foto: Edwin/Republika
Pengepul getah karet

REPUBLIKA.CO.ID, MACHANG -- Pemerintah Malaysia akan mengadakan pembicaraan dengan Indonesia dan Thailand mengenai mekanisme terbaik untuk menstabilkan harga karet. Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Datuk Seri Mustapa Mohamed mengatakan, Pemerintah Malaysia sangat peduli terhadap nasib petani karet setelah sedikit mengalami penurunan harga karet, meskipun mereka masih lebih tinggi daripada beberapa tahun yang lalu.

Ia menuturkan, di Kelantan sekitar 50 ribu petani karet telah menerima bantuan pemerintah masing-masing 500 ringgit Malaysia, dan 14 juta ringgit dari total alokasi 23 juta ringgit telah dicairkan.

"Kita harus berterima kasih kepada pemerintah atas perhatian melalui Otoritas Pengembangan Industri Karet Rakyat (Risda), dan meskipun harga karet menurun sedikit, itu masih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya," papar Mustapa setelah memimpin pemberian total 9,3 juta ringgit dalam bentuk dividen kepada 2.318 petani kecil dan peluncuran di seluruh negara bagian tentang dorongan program karet 2013 di Machang Sabtu (4/8).

Mustapa mengatakan bahkan jika diskusi dengan Indonesia dan Thailand berbuah, pemerintah tidak dapat menjamin bahwa harga karet lebih tinggi dapat dipertahankan karena harga akan berfluktuasi sesuai dengan permintaan. Ia mengatakan penurunan harga karet, menjadi antara 3.10 ringgit menjadi 3.55 ringgit per kg saat ini, adalah karena rendahnya permintaan dari pembeli utama komoditas di Cina, Eropa dan Amerika Serikat.

Sementara pihak oposisi mengklaim bahwa harga karet rendah adalah karena kelemahan pemerintah. Bahkan, pihak oposisi mengatakan jika mereka yang memerintah negara itu, mereka masih akan mampu mengendalikan harga. "Jangan tertipu. Pemerintah sama sekali tidak berperan dalam menaikkan atau menurunkan harga karena harga tergantung pada permintaan," demikian pernyataan resmi pihak oposisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement