Jumat 02 Aug 2013 17:19 WIB

Menkeu: Inflasi Juli Bukan yang Terburuk

Rep: Esthi Maharani/ Red: Fernan Rahadi
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Chatib Basri menegaskan inflasi Juli 2013 yang menyentuh angka 3,29 persen dan secara tahunan berada di angka 8,61 bukanlah yang terburuk. Menurutnya, inflasi bulan lalu sifatnya hanya gejolak sementara.

“Waktu menaikkan BBM di 2005, inflasi satu bulan mencapai 8 persen, ini 3,29 persen. Jadi gak kiamat,” katanya saat ditemui di Istana Negara, Jumat (2/8).

Chatib menilai, andil inflasi pada bulan Juli dari tarif angkutan umum dan kenaikan harga BBM masih masuk dalam perkiraan pemerintah. Namun, pemerintah tidak menduga tingginya inflasi yang dikontribusi dari bahan pangan.

"Yang tidak terduga itu inflasi bahan pangan. Kalau begini, barang-barang seperti impor daging kan butuh waktu. Pemerintah juga baru buka impor beberapa minggu lalu saat Pak Hatta Rajasa marah-marah, sehingga daging baru tiba sekarang ini," jelasnya.

Dia memperkirakan, inflasi pada Agustus ini tidak akan setinggi Juli 2013. Lalu pada September akan kembali normal sehingga konsumsi rumah tangga akan lebih stabil. Ia mengatakan pemerintah tidak bisa menyalahkan faktor eksternal, tetapi diupayakan kompensasi dari dorongan di konsumsi rumah tangga.

"Saya berharap pertumbuhan ekonomi nanti tidak lagi relay on investment tapi konsumsi rumah tangga akan naik karena mendekati pemilihan umum. Kami akan berupaya untuk mengendalikan inflasi supaya bisa berada dalam target pemerintah 7,2 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement