REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi selama semester pertama 2013 masih di bawah kuota APBN Perubahan.
Kepala BPH Migas Andy N Sommeng mengatakan, sampai 30 Juni 2013, realisasi penyaluran BBM bersubsidi mencapai 22,74 juta kiloliter. "Sementara, kuota APBN sampai semester pertama sebesar 24 juta kiloliter," ungkapnya di Jakarta, Jumat (2/8).
Menurut dia, realisasi BBM subsidi terdiri dari premium 14,43 juta kiloliter, solar 7,76 juta kiloliter, dan minyak tanah 0,55 juta kiloliter. Andy mengharapkan, target konsumsi sampai akhir 2013 tidak melebihi kuota APBN Perubahan sebesar 48 juta kiloliter. "Jadi, tidak jebol seperti tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Konsumsi premium dan minyak tanah sampai akhir 2013, lanjutnya, diperkirakan masih bisa di bawah target. Namun, untuk solar, kemungkinan di atas kuota, mengingat kelebihan yang sudah terjadi sejak awal.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, setelah Lebaran Idul Fitri 1434 H, pihaknya akan mulai mengendalikan konsumsi solar di Kalimantan memakai teknologi informasi. "Pengendalian di Kalimantan bisa diterapkan karena wilayahnya terisolir di satu pulau. Sementara, Jawa lebih sulit mengingat kendaraannya hilir mudik antardaerah," katanya.
Menurut dia, kalau pengendalian berbasis teknologi informasi di seluruh Kalimantan bisa dijalankan, maka bisa didapat penghematan karena selama ini terindikasi penyelundupan solar ke perusahaan tambang.