REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana investor asing untuk mengambil peran dalam bisnis persawahan nasional ditanggapi dingin. Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengingatkan agar jangan sampai investor asing menguasai pangan strategis.
"Kalau beras kita sudah dijatah oleh asing, misalnya, kita kekurangan beras. Dia (investor asing) bisa saja bilang, beras kami untuk ekspor ke Malaysia. Terus kita makan apa?," ujarnya ditemui di kantornya, Jumat (2/8).
Menurut dia, investasi persawahan nasional sebaiknya ditawarkan pada pengusaha lokal. Meskipun demikian, perlu ada pembatasan mengenai luas sawah yang bisa dikelola investor. Lahan yang digarap harus dibatasi demi mempertahankan potensi petani rakyat.
Selanjutnya yang harus menjadi perhatian yaitu agar jangan sampai pihak asing menjadi penentu harga pangan. Hal ini bisa saja terjadi apabila investor mempunyai lahan yang cukup sehingga bisa membuat cadangan komoditas.
Sutarto mencontohkan dengan apa yang mungkin terjadi pada beras bila dikuasai investor asing. Apabila investor berhasil memiliki cadangan produksi beras yang lebih besar dari Bulog, maka investor yang akan menentukan harga beras. "Kalau sudah begitu yang terbebani konsumen dan petani," ujarnya kepada ROL.
Pemerintah perlu serius membina petani agar jangan sampai menjual sawah mereka kepada pihak asing. Selain harus juga mengawasi diterapkannya peraturan perundangan yang ada sesuai ketentuan.