Kamis 01 Aug 2013 18:56 WIB

Pergerakan Ekonomi Saat Mudik Capai Rp 90 Triliun

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Warga mengikuti mudik gratis di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (1/8).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Warga mengikuti mudik gratis di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (1/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi aliran ekonomi pada musim mudik dari kota ke desa-desa di seluruh pelosok Indonesia menjelang Lebaran diprediksi mencapai Rp 90,08 triliun. Dana tersebut mengalir melalui transportasi yang digunakan pemudik, kedermawanan kepada sanak keluarga dan untuk kebutuhan wisata.

Berdasarkan riset Pusat Data Kemiskinan Dompet Dhuafa ditemukaan fakta bahwa 52 persen lebih pemudik menunaikan zakatnya di daerah tujuan. Diperkirakan Rp 14,7 triliun zakat orang kota mengalir  ke daerah.

"Biaya terbesar pemudik yang dikeluarkan adalah biaya transportasi 22,7 persen diikuti alokasi biaya kedermawanan atau filantropi bagi sanak saudara sebesar 20,96 persen," ujar General Manajer Social Development Dompet Dhuafa, Muhammad Sabeth Abilawa saat jumpa pers di Pisa Kafe, Menteng, Jakarta, Kamis (1/8).

Dari riset tersebut, jumlah pemudik 2013 diperkirakan mencapai lebih dari 30 juta orang. Sekitar 18 juta orang menggunakan angkutan umum dan sisanya menggunakan moda transportasi darat dengan kendaraan pribadi.

Hasil survei Dompet Dhuafa pada pemudik di beberapa pos istirahat pada Idul Fitri tahun lalu, pemudik menganggap bekerja sama selama satu tahun hasilnya dinikmati pada saat Lebaran. Beberapa orang menganggap mudik merupakan waktu menikmati jerih payah. Oleh karena itu beragam upaya dilakukan untuk mudik, tak peduli berapa ongkos perjalanan pulang meski harga naik berkali lipat.

Hampir 56 pesen penduduk kota-kota besar melakukan ritual tahunan ini. Berdasarkan tren perhitungan Bank Indonesia (BI), jumlah uang yang akan beredar sampai H-3 Lebaran mencapai Rp 300 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement