Jumat 26 Jul 2013 19:37 WIB

Kredit Mikro Bank BJB Capai Rp 5,51 Triliun

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Bank BJB plans to expand its business to South Africa after National African Federated Chamber of Commerce and Industry (NAFCOC) offers Bank BJB to open a new branch in South Africa. (illustration)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank BJB plans to expand its business to South Africa after National African Federated Chamber of Commerce and Industry (NAFCOC) offers Bank BJB to open a new branch in South Africa. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kredit mikro yang disalurkan Bank Jabar dan Banten (BJB), di pertengahan tahun ini sudah cukup besar. Pada semester I, jumlah kredit mikro yang disalurkan Bank BJB mencapai Rp 5,51 triliun atau tumbuh 51,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kredit tersebut berkontribusi 13 persen, terhadap total kredit yang disalurkan. "Selain kredit, jumlah debitur kredit mikro Bank BJB juga tumbuh 31,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kini, jumlah debiturnya mencapai 95 ribu debitur," ujar Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro dalam sambutan acara Bazar Bulan Berkah bersama Waroeng BJB, Jumat (26/7).

Menurut Bien, jumlah waroeng BJB saat ini mencapai 437 unit tersebar di Jabar, Banten dan DKI Jakarta. Paling banyak, di DKI Jakarta. Pada semester II, Bank BJB tetap melakukan upaya ekspansi namun tetap memegang teguh prinsip kehati-hatian.

Salah satunya, kata dia, dengan meningkatan fungsi monitoring. Hal itu dilakukan, karena adanya kecendrungan perekonomian Indonesia bakal melambat akibat inflasi dan kenaikan BBM bersubsidi.

Sebagai langkah antisipasi, BJB melakukan penambahan pengelola Mikro khususnya di sektor collecting agar NPL bisa terkendali. "Kami targetkan kredit mikro tumbuh 50 persen setiap tahun atau sekitar Rp 6,5 tiliun," katanya.

Bien mengatakan, kegiatan bazar menjadi ajang promosi yang cukup efektif bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Promosi, sangat penting artinya untuk bisa memenangkan persaingan pasar. "Bazar sangat bermanfaat untuk promosi dan demi memenangkan pasar," katanya.

Menurut Bien, Bank BJB terus berusaha untuk mendorong pengembangan UMKM. Sebab, sektor ini salah satu penggerak utama perekonomian. Sekitar 99 persen unit usaha yang ada tergolong pelaku UMKM dan mampu menyerap 97,3 persen total lapangan kerja.

Selain itu, kata dia, UMKM juga tahan terhadap krisis ekonomi dan menjadi dinamisator pasca krisis ekonomi. Sektor ini bahkan mampu berkontribusi sebesar 56,53 persen terhadap GDP. "Kami harap bazar Bjb bisa memberikan manfaat bagi peserta UMKM dan juga masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI, Dian Ediana Rae menilai bazar bisa menjadi wadah memperlihatkan keberhasilan pengembangan UMKM. Selain promosi melalui bazar, pelaku juga perlu mendapat dukungan permodalan dari perbankan.

Dia menuturkan jumlah pelaku UMKM di Jabar mencapai 8,6 juta unit usaha. Jumlah ini mampu menyerap sekitar 16 juta pekerja. "UMKM memiliki potensi yang harus terus dikembangkan dan bank punya peran penting mendukung mereka tapi yang terpenting bank tersebut harus sehat terlebih dulu," katanya.

Ditempat yang sama, Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan menyatakan Pemprov berupaya terus mendorong UMKM, salah satunya dsengan Kredit Cinta Rakyat (KCR). Kredit yang disalurkan melalui Bjb ini memiliki bunga hanya 8,3 persen per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement