Senin 15 Jul 2013 16:02 WIB

Penerus Blok Mahakam Diputuskan Jelang Libur Panjang

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Iress, Marwan Batubara, memprediksi kontrak Blok Mahakam akan diserahkan kepada asing dan akan diputuskan pada hari menjelang periode libur panjang. Tujuannya untuk mengondisikan agar rakyat akhirnya dipaksa menerima Total tetap menguasai Blok Mahakam.

Dia berpendapat, padahal Blok Mahakam lebih menguntungkan apabila dikelola oleh PT Pertamina (Persero). ''Cadangan di sana masih cukup besar,'' kata dia, Senin (12/7).

Menurut Marwan, permohonan terus menerus Total E&P agar kontraknya diperpanjang karena melihat cadangan migas di sana masih prospektif. Pertamina pun telah berulangkali agar pada 2017 atau saat kontrak Blok Mahakam dengan Total selesai bisa diserahkan ke Pertamina.

Kebijakan negara, kata dia, seharusnya berpihak pada 'perusahaan pelat merah'. Dengan penyerahan pengelolaan ke Pertamina berarti memilih kebijakan yang paling menguntungkan rakyat Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menyatakan ingin menunda keputusan kontrak Mahakam sampai terpilihnya Presiden RI pada 2014. Belum ada kejelasan kapan keputusan kontrak ketok palu.

Sejak April-Mei 2013, oknum Kementerian ESDM, SKK Migas, Total, Inpex, dan lainnya berkampanye Blok Mahakam perlu dikelola bersama oleh Total, Inpex, dan Pertamina. Total harus bertindak sebagai operator selama lima tahun pertama.

Marwan mengingatkan agar oknum-oknum pemerintah berhenti mengakali rakyat dengan perangkap dan rekayasa kondisi kritis. Sejalan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun diminta untuk segera, pada bulan Juli 2013 ini, menerbitkan Perpres yang menetapkan bahwa sejak April 2017, operator Blok Mahakam adalah Pertamina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement