Senin 15 Jul 2013 13:04 WIB

Indonesia Ciptakan Model Kawasan Industri Cerdas

Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM melakukan kerja sama dengan perusahaan Jepang The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) untuk menciptakan model kawasan industri cerdas dan ekologis.

"Kerja sama Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM dengan NEDO untuk menerapkan Demonstration Project for Smart Communities in Industrial Park, yang merupakan salah satu upaya untuk menerapkan efisiensi energi di sektor industri," kata Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Senin (15/7).

Rida mengatakan bahwa Demonstration Project for Smart Communities in Industrial Park akan diterapkan di Kawasan Industri Suryacipta City, Karawang Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia yang melibatkan perusahaan Jepang dan Indonesia yaitu Sumimoto Corporation, Mitsubishi Electric, Fuji Electric, NTT Communications, PT PLN (Persero), dan PT Suryacipta Swadaya selaku pengelola kawasan industri untuk memperkenalkan smart communities sebagai model kawasan industri cerdas dan ekologis.

"Upaya penerapan efisiensi energi perlu terus dilakukan untuk mengendalikan laju permintaan energi. Permintaan energi nasional saat ini relatif tinggi dengan pertumbuhan rata-rata sekitar tujuh persen per tahun," kata Rida.

Ia menuturkan pertumbuhan energi itu terutama disebabkan pertumbuhan ekonomi 6,1 persen per tahun dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,1 persen per tahun. "Namun, studi menunjukkan bahwa energi masih digunakan dengan cara yang tidak efisien/boros, termasuk di sektor industri. Sektor industri merupakan pengonsumsi energi terbesar dengan pangsa 38 persen terhadap konsumsi energi nasional. Akan tetapi, belum menerapkan secara optimal prinsip-prinsip efisiensi energi," ujarnya.

Menurut Rida, potensi penghematan energi di sektor industri relatif tinggi, yakni 10-30 persen. Untuk memenuhi kebutuhan energi, termasuk menjaga kecukupan suplai untuk sektor industri, tantangan utama yang harus dihadapi adalah penggunaan energi yang efisien dan penyediaan energi dengan kualitas tinggi melalui penerapan teknologi smart community untuk menciptakan keseimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Lebih jauh dia menjelaskan bahwa demonstration project di kawasan industri Surya Cipta ini untuk membangun kawasan industri cerdas dan ekologis yang menerapkan prinsip-prinsip efisiensi energi dan penyediaan listrik berkualitas tinggi untuk sebuah kawasan industri di timur Jakarta. "Proyek ini memberikan kontribusi untuk membangun sebuah kawasan industri rendah karbon dengan menurunkan konsumsi energi dan membangun sistem pasokan listrik berkualitas tinggi untuk meningkatkan nilai tambah manufaktur di Indonesia," paparnya.

Demonstration Project for Smart Communities in Industrial Parks memiliki tiga teknologi utama yang akan diterapkan, antara lain pertama Sebuah Distribution Automation System (DAS), Uninterruptible Power Supply (UPS) System, dan peralatan untuk menstabilkan tegangan yang akan dipasang untuk menstabilkan sistem daya dengan kualitas tinggi.

Kedua, menerapkan sistem Demand Side Management (DSM) untuk mengendalikan permintaan listrik, termasuk dipadukan dengan Factory Energy Management System (FEMS/EMS) untuk mempromosikan konservasi energi. Ketiga, sebuah infrastruktur berkualitas tinggi yang diimplementasikan dalam sebuah kawasan industri, dan membangun Information Communication Technology (ICT) platform sebagai dasar umum untuk mewujudkan dua teknologi yang disebut sebelumnya.

Direktur Eksekutif NEDO Hiroshi Kuniyoshi mengharapkan penerapan efisiensi energi tidak hanya dilakukan di Karawang. Namun, dapat dilakukan di kawasan industri lainnya. "Kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan PLN agar efisiensi bisa didesiminasi ke wilayah lain," ujar Kuniyoshi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement