REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- China National Petroleum Corp (CNPC) setuju memberikan pembiayaan kepada proyek kilang Ekuador, Afrika Selatan. Nilainya mencapai 12 miliar dolar AS.
Ekuador telah melakukan pembicaraan dengan produsen minyak terbesar di Cina untuk mendanai proyek kilang Pasifico. Proyek ini diperkirakan berproduksi pada 2017 dengan total produksi 300 ribu barel per hari. Proyek ini merupakan proyek joint venture antara perusahaan minyak Ekuador dan Venezuela.
"Kami telah bekerja sama dengan pihak ketiga. Ia tidak lain tidak bukan perusahaan Cina CNPN," ujar Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas, dilansir laman Reuters, Ahad (7/7).
Kilang tersebut hadir untuk memangkas biaya bahan bakar dalam negeri bagi Ekuador. Negara anggota OPEC terkecil ini memompa 500 ribu barel minyak mentah setiap harinya namun harus mengimpor produk minyak karena rendahnya kapasitas penyulingan.
Glas mengungkapkan proyek berjalan cukup lancar. Investasi telah terealisasi cukup baik. Investasi berasal dari kontribusi partner Ekuador dan partner baru, yaitu Cina. Glas tidak memberikan detail pendanaan untuk proyek ini.
Pemerintah memegang 51 persen saham proyek Pasifico tersebut melalui perusahaan Petroecuador. Sisanya dimiliki perusahaan Venezuela PDVSA. Kedua perusahaan setuju untuk membiayai 30 persen pendanaan proyek. Sedangkan sisanya didapat dari partner eksternal. Di sinilah Cina hadir memenuhi pendanaan tersebut.
Pemerintah di Quito menyatakan konstruksi fase pertama telah dimulai dan proyek sudah berjalan 21 persen. Pada tahun lalu sumber dari industri minyak di Cina mengungkapkan CNPC telah meminta Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) untuk menyediakan pendanaan bagi investasi potensial di Pasifico.