REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi menargetkan total penerimaan minyak dan gas bumi antara 52,2 miliar--60,2 miliar dolar AS atau setara Rp501 triliun--Rp584 triliun pada 2014.
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini di Jakarta, Sabtu (6/7) mengatakan penerimaan tersebut berasal dari minyak sebesar 31,4 miliar--37,8 miliar dolar dan gas bumi 20,8 miliar--23 miliar dolar. "Dari jumlah itu bagian penerimaan negara diperkirakan antara 26,6 miliar--34 miliar dolar," katanya.
Kemudian bagian kontraktor sebesar 7,9 miliar--10,2 miliar dolar dan biaya operasi yang dikembalikan negara (cost recovery) 16,5 miliar--17,6 miliar dolar. Hitungan lebih rinci, penerimaan minyak sesuai dengan skema kontrak bagi hasil (production sharing contract) adalah bagian negara 17,4 miliar--22,8 miliar dolar, "cost recovery" 10,5 miliar--10,8 miliar dolar, dan bagian kontraktor 3,2 miliar--4,5 miliar dolar.
Penerimaan gas terdistribusi ke negara 9,2 miliar--11,2 miliar dolar, "cost recovery" 6,1 miliar--6,8 miliar dolar, dan bagian kontraktor 4,7 miliar--5,7 miliar dolar.
Asumsi harga sebagai basis perhitungan penerimaan pada tahun 2014 adalah harga minyak antara 100--115 dolar per barel dan gas antara 8,45--9,34 dolar per MMBTU.
Asumsi volumenya adalah minyak 860 ribu--900 ribu barel per hari dan gas 1.240--1.250 barel setara minyak per hari.
Pada tahun 2013, sesuai dengan APBN Perubahan, penerimaan minyak dan gas bumi ditargetkan 56,625 miliar dolar AS terdiri atas minyak 33,113 miliar dolar dan gas 23,512 miliar dolar.
Total penerimaan itu terdistribusi ke negara 31,705 miliar dolar, kontraktor 9,681 miliar dolar, dan "cost recovery" 15,239 miliar dolar.