REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan penurunan proyeksi investasi di Indonesia menjadi underweight dari equalweight oleh Morgan Stanley dinilai tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar modal domestik.
"Setiap investor memiliki perspektif investasi masing-masing, jadi dampak dari proyeksi itu diperkiraan tidak signifikan," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Samsul Hidayat ketika ditemui di Jakarta, Jumat (5/7).
Ia meyakini industri pasar modal Indonesia masih dapat tumbuh seiring dengan kinerja emiten yang terus melakukan ekspansi sehingga dampaknya akan terefleksi pada harga saham perusahaan. "Emiten yang terus melakukan ekspansi menandakan ekonomi domestik masih positif," ujarnya.
Ia menambahkan perusahaan yang menyatakan minat untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) agar mendapatkan dana dalam melakukan ekspansi juga masih tinggi. "Perusahaan membutuhkan dana untuk ekspansi, pendanaan salah satunya bisa dari pasar modal," katanya.
Secara terpisah, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan investor harus mengkaji lebih dalam terkait penurunan proyeksi oleh Morgan Stanley. "Jadi, investor jangan menelan mentah-mentah hasil suatu proyeksi, karena dikhawatirkan akan menimbulkan persepsi investasi di Indonesia sudah tidak menarik lagi," katanya.
Padahal, lanjut dia, berinvestasi di Indonesia terutama di pasar saham masih memiliki prospek cerah. Mayoritas emiten juga mencatatkan hasil kinerja positif. Selain itu, lanjut dia, otoritas pasar modal Indonesia juga terus aktif melakukan edukasi, roadshow dan seminar mengenai pasar modal dalam negeri untuk memperbanyak jumlah investor dan emiten untuk melakukan IPO. "Dengan demikian, bursa saham kita masih memiliki kekuatan," katanya.