Jumat 28 Jun 2013 11:09 WIB

ADB Dorong Investasi Efisiensi Energi di Asia Pasifik

Asian Development Bank (ADB)
Foto: brecorder.com
Asian Development Bank (ADB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) mendorong beragam investasi di negara-negara Asia Pasifik yang bermanfaat untuk efisiensi energi antara lain guna membantu kawasan tersebut mengatasi kekurangan energi.

"Ada potensi besar untuk menghemat energi dengan membuat bangunan, kendaraan, mesin, dan pompa air yang lebih efisien secara energi dan bermanfaat baik bagi pelanggan maupun lingkungan," kata Wakil Presiden ADB untuk Manajemen Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan, Bindu Lohani, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat (28/6).

Untuk itu, menurut Bindu, pihaknya ingin mempromosikan investasi efisiensi energi dengan melakukan kerja sama dan kemitraan baik melalui sektor publik maupun swasta. Bentuk kerja sama yang dilaksanakan tersebut antara lain berupa jasa konsultasi kebijakan, asistensi atau bantuan teknis dan pembiayaan inovatif di negara-negara berkembang.

Ia mengingatkan khusus untuk Asia-Pasifik, permintaan akan energi diperkirakan akan terus melesat. Pada 2010, porsi kue konsumsi energi global di Asia Pasifik adalah sebesar 34 persen. Sekitar 20 tahun lagi, angka itu diprediksi melesat hingga 56 persen.

Ketika itu terjadi, lanjut Bindu, sebagian besar negara Asia diperkirakan tidak bisa mencukupi kebutuhan energi seluruh warganya sehingga harus mengimpor energi. Dengan menggunakan energi yang lebih efisien, maka akan berkurang pula kebutuhan untuk membangun pembangkit listrik serta mengurangi impor bahan bakar minyak sehingga akan menghemat anggaran belanja pemerintah.

ADB juga menyatakan bahwa peningkatan efisiensi energi sebesar 1 - 4 persen dari sektor energi akan menghemat penggunaan energi primer sebesar 25 persen di negara-negara berkembang Asia pada 2030. Lembaga keuangan multilateral tersebut telah memperluas investasi energi bersih termasuk dalam energi terbarukan dan efisiensi energi dengan menyediakan 2,3 miliar dolar AS pada pembiayaan tahun 2012.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement