REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) menyatakan potensi pengembangan pasar perbankan syariah di Indonesia masih terbuka lebar. Hal ini menurut Ketua Asbisindo, Yuslam Fauzi, tidak terlepas dari kondisi Indonesia yang merupakan negara dengan pertumbuhan kelas menengah paling cepat.
Pada 2030 mendatang, ungkap Yuslam, kelas menengah di Indonesia diprediksi berjumlah 135 juta orang. Saat ini, menurutnya, sudah ada 119 juta orang kelas menengah Muslim yang sudah bankable. "Tapi hanya 2,2 persen yang menggunakan perbankan syariah. Jadi sebenarnya potensi sektor ini sangat luar biasa," kata Yuslam di Jakarta, Kamis (27/6).
Dengan aset sebesar Rp 200 triliun, perbankan syariah menjadi soko guru dan lokomotif dari keuangan syariah. "Prospek keuangan syariah akan terus tumbuh asal dikelola dengan baik (good governance) dan memberikan pelayanan yang baik pula," ucap Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) ini.