Senin 24 Jun 2013 16:36 WIB

BBM Naik, Kredit Macet di Bank Diprediksi Meningkat

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Kredit macet (ilustrasi).
Foto: Republika/M Syakir
Kredit macet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat beberapa bank melakukan revisi target. Hal tersebut disebabkan jumlah kredit bermasalah (NPL) yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan kenaikan harga BBM.

PT Bank Mega Tbk, misalnya, merevisi target NPL untuk sektor usaha kecil menengah (UKM). "Kita akan bawa NPL UKM sekitar 4 persen," ujar Direktur UKM Bank Mega, Max Kembuan, dalam acara penarikan undian Reward Program Mega UKM, Senin (24/6).

Saat ini, Bank Mega menjaga NPL-nya di posisi 2,67 persen. Menurut Max, NPL idealnya dijaga di kisaran 3 persen. Dengan kenaikan BBM, NPL diperkirakan akan meningkat. Target penyaluran kredit Bank Mega pun direvisi. Sebelumnya, Mega UKM diharapkan dapat tumbuh menjadi sekitar Rp 10 triliun, atau mencapai sekitar 32 persen dari total kredit Bank Mega.

Target penyaluran kredit hingga Desember direvisi menjadi Rp 7,2 triliun hingga Rp 8 triliun. "Lihat pengaruh kenaikan harga BBM terhadap daya beli. UKM sektor perdagangan pasti terpengaruh kenaikan harga BBM," ujar dia.

Max mengatakan sektor UKM yang paling terkena dampak kenaikan BBM adalah sektor perdagangan. Namun, jika telah mencapai keseimbangan, hal tersebut akan menjadi peluang bagi perbankan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per April 2013, penyaluran kredit perbankan untuk sektor UMKM mencapai Rp 543,03 triliun. NPL mencapai Rp 19,62 triliun atau 3,61 persen. NPL UKM juga didorong oleh kelemahan UKM dalam mengelola uang. "Uang bisnis dan pribadi dicampur," ujar Max. Max mengatakan Bank Mega selalu memberikan edukasi.

Deputi Direktur Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM BI, Sarwo Niranthara, mengatakan terdapat empat pendekatan dalam pengembangan UMKM. Hal pertama adalah melalui penelitian sektor mana yang perlu dikembangkan dan diinformasikan. Pendekatan kedua adalah penyediaan info dalam rangka pengembangan UMKM termasuk memudahkan bank dan nasabah untku melihat kelayakan dari suatu usaha UMKM.

"Ketiga adalah training. Kami bekerjasama dengan dinas dan perbankan, terutama salah satu masalah yg dihadapi UMKM adalah masalah pengelolaan keuangan," ujar dia.

Pendekatan keempat adalah dengan memfasilitasi pengembangan dalam bentuk cluster. "Ini pengembangan tidak individual, tapi cluster baik untuk komoditas dan pemasarannya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement