REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian belum merevisi target pertumbuhan industri seiring dengan rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kemenperin memprediksi terjadi kenaikan  biaya produksi sekitar 1,2 persen. "Estimasi Kemenperin kenaikan berkisar 1,2% atas biaya produksi tetapi belum tentu juga," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat ditemui di Bidakara, Jakarta, Rabu (19/6).  

Kenaikan BBM diprediksi akan mendulang gejolak dalam dua-hingga tiga minggu pertama. Hal ini disumbang dari kenaikan harga-harga lain yang ikut membumbung.

Namun kondisi tersebut diharapkan hanya terjadi untuk sementara waktu,  mengingat golongan masyarakat golongan masyarakat berpendapatan rendah sudah terbantu selama empat bulan.

Tahun ini Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri sebesar 6,5 persen. "Saya kira pengaruh BBM ini tidak terlalu besar," ujarnya. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika