REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga deposit facility (Fasbi) akan membuat suku bunga deposito ikut terkerek. Bank Indonesia (BI) menaikan Fasbi Rate dari 4 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Selasa (11/6) dan berlaku mulai Rabu (12/6).
Kepala Ekonom BCA, David Sumual, mengatakan suku bunga deposito ikut terkerek seiring kenaikan Fasbi Rate. "Suku bunga deposit naik karena likuiditas market ketat karena ditarik BI," ujar David, Rabu (12/6).
David mengatakan sebelum BI menaikan Fasbi Rate, beberapa bank telah menaikan suku bunga deposito. Walaupun suku bunga deposito akan meningkat, David memprediksi suku bunga kredit akan bertahan. "Suku bunga kredit tidak akan naik. Kebanyakan masih tahan," ujar David.
David mengatakan BI menaikan Fasbi Rate dengan tujuan untuk memberikan sinyal bahwa BI konsen terhadap kenaikan ekspektasi inflasi ke depan. BI mencegah adanya spekulasi yang lebih luas terhadap rupiah.
Kenaikan Fasbi Rate juga dapat mendorong kenaikan BI Rate. Namun, David menilai BI masih akan menunggu kepastian harga bahan bakar minyak (BBM) sebelum menaikan BI Rate. "Untuk mencegah second round effect, BI bisa menaikan BI Rate agar inflasi tidak naik," ujar dia.