Selasa 11 Jun 2013 15:32 WIB

Harga Rumah di Jabodetabek Berangsur Turun di 2013

Perumahan, ilustrasi
Perumahan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju peningkatan harga properti di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetaek) meski dinilai masih akan tinggi bagi mayoritas warga, tetapi diperkirakan akan melambat mulai 2013 ini.

Rilis Rumah123.com (perusahaan pencari properti nasional) yang diterima di Jakarta, Selasa (11/6) menyebutkan, harga perumahan di daerah Jabodetabek dalam beberapa tahun memang telah meningkat tajam. Namun, peningkatan harga properti di Jabodetabek sebesar 30 persen pada 2012 diperkirakan akan melambat menjadi hanya 15-20 persen pada periode 2013 - 2014.

Sektor properti di Indonesia yang berkinerja melonjak pada 2012 juga dinilai mendorong peningkatan harga properti ke level tertinggi semenjak tahun 1998 atau awal reformasi. Jenis properti yang banyak dicari adalah perumahan, kondominium, perkantoran, dan properti industri. Tren kenaikan juga terjadi antara lain untuk pertokoan ritel dan persewaan apartemen.

Sebelumnya, konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle mengatakan, lonjakan harga apartemen mewah di Jakarta terjadi karena adanya permintaan yang solid dari kalangan warga mampu di Indonesia. "Peningkatan kuat harga apartemen mewah di Jakarta didorong permintaan solid dari para warga kaya lokal yang mampu membeli secara tunai," kata Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus.

Anton memaparkan, terjadi kenaikan harga pada pasar apartemen mewah sebesar 8,7 persen pada kuartal pertama tahun 2013 dibanding kuartal keempat tahun 2012, atau peningkatan 32,9 persen year on year (yoy). Ia mengemukakan, angka peningkatan tersebut jauh di atas rata-rata dari tingkat kenaikan di sejumlah kota di Asia yang rata-rata hanya mencapai 2,2 persen antarkuartal atau 6,1 persen yoy.

"Indonesia terus melampaui semua pasar yang terpantau," katanya. Permintaan yang kuat itu, ujar dia, juga didorong dengan sejumlah faktor lain yang merupakan dampak dari semakin kurangnya lahan dan properti di area premium.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement