REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fluktuasi nilai tukar rupiah cenderung mereda menyusul intervensi Bank Indonesia (BI). Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada angka Rp 9.500- Rp 9.700.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menyatakan, potensi pelemahan nilai tukar rupiah masih ada sampai adanya kejelasan BBM subsidi. "Kondisi itu yang mendorong BI untuk melakukan intervensi," ujarnya, akhir pekan lalu.
Menurut dia, posisi rupiah saat ini merefleksikan harga BBM subsidi. Jika harga BBM tidak jadi dinaikkan, rupiah diperkirakan kembali mengalami pelemahan yang cukup dalam terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan lalu bergerak menguat sebesar 113 poin menjadi Rp 9.787 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 9.900 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Fututres Ariston Tjendra mengemukakan bahwa rupiah dapat mempertahankan penguatan terhadap dolar AS seiring dengan aksi jual dolar AS akibat kekhawatiran investor terhadap data tenaga kerja AS. Penguatan rupiah tersebut juga dipicu dari salah satu data klaim pengangguran AS yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Dengan begitu, diperkirakan The Fed akan menunda untuk mengurangi stimulus keuangannya. "Kondisi itu membuat dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang di dunia, termasuk rupiah," kata dia. BI yang menerbitkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga diharapkan dapat menandingi pergerakan kurs rupiah di pasar non-delivery forward (NDF) yang cenderung melemah.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, menambahkan penguatan rupiah juga tidak lepas dari intervensi BI terhadap mata uang di pasar domestik. Menurut dia, cadangan devisa Indonesia yang cukup besar senilai 107,269 miliar dolar AS per April itu membuat kemudahan bagi BI untuk melakukan intervensi.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan, penyesuaian harga BBM akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di angka Rp 9.500-Rp 9.700. "Kita tak memberikan prediksi, tapi cuma mengatakan bahwa BI siap untuk merespons pada waktunya," ujar dia.