Ahad 02 Jun 2013 17:00 WIB

Industri Perbankan Syariah Indonesia Membuat Iri Negara Asia Ini

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Perbankan Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan perbankan syariah Indonesia yang selalu tinggi setiap tahunnya membuat negara lain iri. Negara di Asia Tenggara seperti Filipina juga ingin mengembangkan perbankan syariahnya seperti Indonesia.

Demi mengembangkan perbankan syariahnya, pemerintah Filipina mengajak Indonesia untuk bekerja sama. "Kita (Indonesia) diminta untuk bekerja sama di bidang syariah," ujar Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahan Iskan akhir pekan ini.

Dahlan mengatakan hubungan Indonesia dengan Filipina cukup baik, terutama di Filipina bagian selatan. Pasalnya Indonesia pernah berjasa mendamaikan umat muslim di selatan Filipina. Hubungan baik ini menjadi awal yang baik pula bagi kerja sama kedua negara.

Filipina hanya memiliki sebuah bank syariah. Itupun masih kecil asetnya. Oleh karena itu pemerintah Filipina ingin melakukan kerja sama melalui pembukaan kantor salah satu bank syariah Indonesia di negara tersebut. Program kerja sama ini diharapkan dapat mengembangkan perbankan syariah Filipina menjadi lebih besar, sekaligus memberikan kesempatan bagi perbankan syariah nasional berekspansi ke luar negeri.

Sayangnya Dahlan belum melakukan komunikasi dengan perbankan pelat merah yang memiliki anak usaha di sektor syariah. "Saya masih harus berbicara dengan anak usaha bank BUMN," kata Dahlan.

Ia juga belum memutuskan apakah kerja sama ini akan dilakukan antara Filipina dengan salah satu perbankan syariah nasional atau dengan bank syariah milik negara yang saat ini tengah keras gaung pembentukannya. Kementerian Negara BUMN masih harus membicarakan lebih lanjut mengenai bentuk kerja sama tersebut dengan anak-anak usaha perbankan milik negara.

Industri perbankan syariah Indonesia selalu tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional. Per Maret 2013 pertumbuhan aset perbankan syariah nasional mencapai 38 persen menjadi Rp 209,6 triliun dari Rp 151,86 triliun.

Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi di sektor dana pihak ketiga (DPK), yaitu sebesar 30,1 persen. Per akhir triwulan pertama, DPK perbankan syariah mencapai Rp 156,96 triliun dari Rp 119,63 triliun per Maret 2012. Untuk pembiayaan, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan yang signifikan, yaitu 54,5 persen. Pembiayaan perbankan syariah hingga Maret mencapai Rp 161,08 triliun dari Rp 104,23 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement