Selasa 28 May 2013 14:51 WIB

Pasar Modal Indonesia Masih Tahan Sentimen Negatif

Bursa Efek Indonesia
Foto: Andika Wahyu/Antara
Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Kresna Securities, Michael Steven menilai pasar modal Indonesia masih cukup kuat menahan sentimen negatif eksternal sehingga dana investor asing (capital inflow) masih deras.

"Investasi di pasar modal Indonesia cukup mudah dan paling kuat menahan sentimen," ujar Direktur Utama Kresna Securities, Michael Steven saat konferensi pers "Online Trading Academy (OTA)" di Jakarta, Selasa (28/5).

Menurut dia kondisi itu merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia, jika tidak negara tetangga yang akan mengambil kesempatan itu. Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat, beli bersih investor asing sepanjang tahun ini mencapai Rp 22,23 triliun. Sementara pada 2012 beli bersih asing hanya mencapai Rp 15,88 triliun.

Steven menambahkan kondisi pasar modal Indonesia saat ini sama seperti pasar saham AS beberapa tahun yang lalu. Saat ini pasar saham AS sudah menjadi acuan pasar saham global. "Bursa saham Indonesia saat ini seperti saham AS masih muda dimana terlihat banyak investasi masuk cukup deras," kata dia.

Steven mengharapkan melalui OTA masyarakat dapat mengenal industri pasar modal lebih baik sehingga berdampak pada meningkatnya strata ekonominya. "Mempelajari teknik 'trading' saham yang benar dapat merubah status kehidupan seseorang," kata dia.

Instruktur OTA, Jeff Manson mengatakan investasi saham di pasar modal Indonesia memiliki potensi keuntungan yang cukup tinggi seiring ruang perkembangan industri masih cukup luas. "Saat kembali ke AS nanti, saya akan bercerita kepada teman-teman dan mendorong untuk berinvestasi di Indonesia," ucapnya.

Ia menambahkan dengan berinvestasi di pasar saham, masyarakat Indonesia juga dapat mendukung kinerja perusahaan tercatat untuk lebih berkembang dan menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement