Senin 27 May 2013 15:22 WIB

Pengoperasian Tambang Freeport Tunggu Hasil Investigasi

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Lokasi kejadian longsor di Terowongan Big Gossan, PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: antara
Lokasi kejadian longsor di Terowongan Big Gossan, PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belum ada kepastian kapan PT Freeport Indonesia akan beroperasi kembali. Semenjak terjadinya longsor di Big Gossan, Papua, pada 14 Mei 2013 kemarin, yang menewaskan 28 orang pekerja di sana, Freeport Indonesia berhenti beroperasi.

 

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan, hinggi kini dua tim yang telah dibentuk masing-masing memeriksa penyebab bencana dan keselamatan tambang. ‘’Itu dua tim yang terpisah,’’ kata dia di Kementerian ESDM, Senin (27/5).

 

Penentu beroperasinya perusahaan tambang asal Amerika Serikat ini tergantung dari laporan dari inspektur tambang. "Penentu kapan beroperasinya perusahaan tambang itu menunggu 'lampu hijau' dari inspektur tambang," ujar Susilo.

 

Sebelumnya, pada tanggal 14 Mei 2013 lalu, Terowongan Big Gossan runtuh menimpa ruang kelas yang ada di bawahnya. Pada tragedi itu 38 orang terkubur dan hanya 10 orang yang berhasil diselamatkan.

 

Daerah tambang Big Gossan, kata Susilo, bukan termasuk tambang aktif. Daerah itu hanya digunakan untuk pelatihan. Tak ada kegiatan eksplorasi tambang di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement