Kamis 23 May 2013 15:54 WIB

Lada dan Pala Unggulan Ekspor Rempah

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Biji lada, ilustrasi
Foto: NCC
Biji lada, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal memiliki tanaman rempah berkualitas. Lada dan pala termasuk dalam jajaran rempah yang permintaannya cukup tinggi di pasar global. Posisi keduanya bahkan disejajarkan dengan ekspor logam mulia karena potensinya cukup besar.

Pada tahun 2015, nilai tanaman rempah dunia diperkirakan  mencapai 85,73 miliar dolar AS dengan volume perdagangan 51,76 ribu ton. Pemerintah Indonesia pun menargetkan ekspor tanaman rempah di tahun tersebut sebanyak 7,72 miliar dolar AS. "Nilai ekspor tanaman rempah dari Indonesia diperkirakan mencapai 9 persen dari nilai perdagangan dunia," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Suswono usai membuka acara Agro Food 2013 di JCC, Kamis (23/5).

Sederet produk tanaman rempah lain juga tengah disiapkan untuk komoditas ekspor. Produk tersebut diantaranya lada, vanilla, pala, kayu manis, cengkeh, kunyit dan jahe. Di dalam negri, bahan-bahan ini lazim ditemui sebagai bahan baku industri jamu, farmasi, kosmetik dan rokok.

Prospek pemasukan rempah Indonesia ke pasar dunia cukup positif. Hal ini salah satunya dilihat dari pertumbuhan konsumsi rempah dunia yang mencapai 10,2 persen tiap tahunnya. Pada tahun 2010, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia mencapai 211,910  juta dolar AS. 

Amerika Serikat masih menjadi tujuan eskpor tanaman rempah terbesar. Sebanyak 50 persen rempah Indonesia disalurkan ke negara Barack Obama, sisanya baru ke Uni Eropa. Ekspor rempah ke Amerika Serikat mencapai 121,177 juta dolar AS.

Khusus untuk tanaman lada, potensi yang besar tidak seiring dengan kemampuan produksi. Saat ini banyak lahan yang sebelumnya ditanami lada telah beralih fungsi. Misalnya saja di Bangka Belitung, dimana lahan tanam lada berubah menjadi area pertambangan. Untuk itu pemerintah akan melakukan upaya untuk meluaskan areal lahan lada khususnya di wilayah sentra seperti Maluku dan Bangka Belitung.

Selain perluasan lahan lada, Ditjen Perkebunan Kementan juga melakukan intensifikasi dan rehabilitasi lahan. Total lahan yang direhabilitasi dan intensifikasi  masing-masing mencapai 5.400 hektare (ha). Tahun ini ditargetkan 1.800 ha tambahan lahan bisa digarap untuk menumbuhkan lada. Target lias areal lahan tanaman lada tahun ini ditargetkan mencapai 195 ribu ha.

Salah satu olahan rempah yang cukup diminati di pasar domestik yaitu jamu. Produk jamu menurut Mentan merupakan aset nasional yang sangat potensial. Selain sebagai warisan budaya, jamu telah menjaga kesehatan generasi bangsa turun-temurun.

Untuk itu menjadi penting agar program pembangunan pertanian diarahkan untuk mendorong berkembangnya industri jamu sebagai salah satu usaha agribisnis dan agroindustri yang mengangkat kesejahteraan para petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement