Senin 20 May 2013 16:48 WIB

Askrindo Syariah Dorong Keuangan Mikro Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Seorang teller melayani nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Seorang teller melayani nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah bertekad mendorong perkembangan ekonomi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Hal tersebut dilakukan melalui perjanjian kerja sama antara Askrindo Syariah dengan Asosiasi Baitul Maal wat Tamwil Se-Indonesia (Absindo).

Perjanjian kerja sama ini dalam rangka mendukung kemajuan kegiatan usaha mikro di Indonesia yang menjadi komitmen Askrindo Syariah. Direktur Utama Askrindo Syariah, Pribadi mengatakan dengan kerja sama ini Askrindo Syariah hendak mendukung BMT-BMT yang ada di bawah Absindo sehingga dapat memberikan layanan lebih baik pada masyarakat.

"Banyak warga yang belum mampu menjadi nasabah perbankan karena belum feasible," ujarnya saat ditemui usai penandatanganan perjanjian kerja sama dengan ABSINDO di Gedung Askrindo, Kemayoran, Jakarta, Senin (20/5).

Kehadiran kami, kata Pribadi, dalam rangka membantu memberikan penjaminan pembiayaan pada BMT dapat mengembangkan perekonomian mikro di tanah air. Askrindo Syariah juga ingin membuat sistem teknologi dan informasi (TI) terpadu dengan BMT.

"Kami sadar administrasi BMT belum terlalu canggih. Kalau tidak dibantu dari sisi teknologi, kasihan," katanya. Nantinya akan dikembangkan sistem TI yang bisa dimanfatkan BMT sehingga administrasi lebih tertib.

BMT adalah salah satu LKMS non bank yang dinilai memiliki peran langsung meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menjadi sarana menanggulangi kemiskinan di Indonesia. BMT sebagai LKMS diharapkan mampu mengusung nilai-nilai dasar ekonomi syariah seperti penghapusan riba, menghindari spekulasi, menyuburkan zakat atau shadaqah, pola konsumsi moderat, penghargaan nilai-nilai keadilan, kejujuran, amanah dan profesionalisme.

Askrindo Syariah berharap dapat memberikan kontribusi optimal bagi kemajuan dan perkembangan lembaga keuangan syariah di tanah air, khususnya LKMS. "Hal ini sesuai visi perusahaan untuk menjadi perusahaan pembiayaan berbasis syariah terkemuka sebagai pendukung pengembangan ekonomi nasional dan berperan dalam perekonomian global," ujar Pribadi.

Ketua Absindo, Aries Muftie mengatakan kerjasama ini adalah ide luar biasa. "Dengan kerja sama ini BMT tidak hanya feasible tapi juga bankable," ucapnya.

Dia menyebut selama ini meski  masyarakat berpenghasilan kecil kerap mencari pembiayaan di BMT, namun ketika menyimpan uang, mereka lebih memilih di bank. Pasalnya BMT dinilai tidak memiliki lembaga penjaminan sehingga masyarakat khawatir menyimpan uangnya di sana.

Aries mengatakan dalam forum Islamic Financial Service Board (IFSB) di Kuala Lumpur, Malaysia, yang dia datangi baru-baru ini disebutkan bahwa masyarakat Indonesia yang aktif melakukan pembiayaan baru 15 persen. "Salah satu alasannya karena pembiayaan membutuhkan jaminan sementara sebagian masyarakat tidak punya," ujarnya.

Untuk itu menurutnya financial inclusion perlu benar-benar diwujudkan sehingga akses ke pembiayaan bisa dijangkau seluruh masyarakat. Dia berharap melalui kerjasama dengan Askrindo Syariah, dapat membuka peluang financial inclusion khususnya sektor keuangan mikro. Askrindo Syariah diharapkan dapat memberi penjaminan syariah pada produk dan jasa pembiayaan BMT.

Absindo adalah asosiasi BMT se-Indonesia yang dihasilkan oleh Kongres Nasional LKMS BMT pada 2005 lalu.  Saat ini Absindo telah memiliki sekitar 5.500 BMT dan diperkirakan akan terus bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement