REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perusahaan investasi BUMN Malaysia, Khazanah Nasional Bhd bersiap menghadirkan pilihan investasi lebih inovatif, yakni masuk dalam pasar sukuk. Khazanah telah membuat misinya untuk berhasil dalam pasar sukuk yang menantang.
"Ini akan menjadi keberhasilan sekaligus tantangan yang dihadapi para pelaku industri keuangan dan perbankan syariah," ujar CEO Khazanah, Mohd Izani Ghani seperti dikutip The Malaysian Reserve, Senin (13/5).
Khazanah mulai menjelajah luar negeri untuk mengalokasikan strategi investasi setelah mendapat mandat dari pemerintah setempat pada 2004. Khazanah ditugaskan berekspansi ke luar negeri dan memperluas bisnisnya hingga melampaui batas-batas nasional.
Pada 2005, Khazanah hadir di Indonesia, Singapura, Cina, India, Timur Tengah dan Turki. "Kami yang pertama sepanjang sejarah dalam mempromosikan sukuk ke pasar-pasar internasional demi mengumpulkan dana untuk proyek-proyek Khazanah," katanya.
Khazanah telah memilih tiga bank untuk membantu mengatur penjualan sukuk sebanyak 1 miliar dolar AS, yaitu CIMB Group Holdings Bhd, Deutsche Bank AG dan Standard Chartered plc. Sukuk akan ditukar menjadi saham perusahaan yang dikendalikan oleh Khazanah. Sekitar 33 persen milik produsen energi terbesar negara, Tenaga Nasional Bhd dan 29 persen dari Telekom Malaysia Bhd (TM).
Izani mengatakan peran proaktif Khazanah dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi, berkat keterlibatannya dalam sukuk serta melakukan investasi aktif dan strategis dalam sektor baru. Termasuk investasi ekonomi baru bagi bangsa dan rencana masa depan untuk mendorong investasi sukuk lanjut.
"Kami menyediakan strategi dan konsep untuk perusahaan di bawah payung kami. Kami juga memantau kemajuan mereka," ucap Izani.
Dia menyebut Khazanah adalah perusahaan unik yang telah meluncurkan sukuk inovatif di Asia termasuk sukuk global pertama dalam dolar AS. Perusahaan telah membantu meningkatkan 3,5 miliar dolar AS untuk perusahaan berbasis di Singapura, Malaysia dan Hong Kong.