Selasa 07 May 2013 13:52 WIB

Laba Operasional Bank Ekonomi Turun 24 Persen

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
bank ekonomi
Foto: bank ekonomi
bank ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba operasional PT Bank Ekonomi Raharja Tbk menurun sebesar 24 persen, dari Rp 326,8 miliar di 2011 menjadi Rp 246,9 miliar di 2012. Direktur Keuangan Bank Ekonomi, Helena Suryawani, mengatakan penurunan laba operasional disebabkan oleh meningkatnya beban operasional.

"Beban operasional Bank Ekonomi untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 sejumlah Rp 885,8 miliar, meningkat 28 persen atau Rp 194,1 miliar dibandingkan 2011," ujar Helena dalam Public Expose Bank Ekonomi di Jakarta, Selasa (7/5).

Peningkatan beban operasional disebabkan adanya peningkatan dari beban karyawan dan pengembangan infrastruktur sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan dan ekspansi bank. Bank telah berinvestasi dalam sumber daya manusia dan infrastruktur sehingga menyebabkan peningkatan signifikan dalam beban operasional. Selama 2012, Bank Ekonomi membangun dua cabang baru dan enam relokasi cabang.

Laba bersih juga mengalami penurunan sebesar 20,9 persen, dari Rp 243 miliar di 2011 menjadi Rp 192 miliar di 2012. "Tapi kami optimis laba akan naik di 2013," ujar Helena.

Pendapatan bunga bersih (net interest income) berhasil mengalami kenaikan sebesar 3 persen atau Rp 29,3 miliar dari 929 2011 menjadi Rp 957,9 miliar di 2012. Peningkatan berasal dari pertumbuhan kredit yang diberikan sepanjang tahun berjalan khususnya kredit modal kerja.

Total kredit Bank Ekonomi yang diberikan pada nasabah (gross) meningkat sebesar 22,76 persen atau Rp 3,19 triliun menjadi Rp 17,21 triliun. Direktur Jaringan dan Distribusi, Gimin Sumalim, mengatakan Bank Ekonomi fokus pada sektor UKM. Ditengah ketatnya persaingan, Bank Ekonomi mengaku melakukan strategi dengan menjalin ikatan yang kuat dengan nasabah.

Sementara itu, pendapatan non-bunga tercatat sebesar Rp 157,5 miliar di 2012, meningkat 38 persen atau Rp 43,2 miliar dibandingkan 2011. Peningkatan pendapatan non-bunga disebabkan oleh peningkatan pendapatan bersih dari instrumen yang diperdagangkan dan penjualan aset yang diperoleh dari penyelesaian kredit bermasalah.

Bank Ekonomi juga berhasil mencatatkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPL) gross pada posisi 0,28 persen di 2012 dari 0,74 persen di 2011, menurun sebesar 0,46 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4 persen atau Rp 888,1 miliar menjadi Rp 20,9 triliun di 2012 dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Peningkatan sejalan dengan strategi bank dalam meningkatkan pendanaan untuk mendukung pertumbuhan kredit.

Bank Ekonomi juga mencatatkan kenaikan total aset sebesar lima persen atau Rp 1,2 triliun. Total aset menjadi Rp 25,3 triliun dibandingkan periode yang sama di 2012 sebesar Rp 24,09 triliun.

Rasio kualitas keuangan lainnya adalah biaya operasional (BOPO) naik dari 81 persen menjadi 90,02 persen, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 0,61 persen dari 4,38 jadi 3,77 persen, dan rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio) naik menjadi 81,82 persen dari 70,06 persen pada 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement