REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah RI semakin gencar mengajak investor asing untuk bekerja sama di bidang migas. Bahkan negara seperti Korea Selatan, juga diajak bermitra untuk mengembangkan sejumlah proyek migas terutama terkait teknologi di sektor ini.
"Kami sudah berbicara dengan Deputi Perdana Menteri Korea bidang energi," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, Ahad (5/5). Ia mengatakan Korea akan membantu untuk mengembangkan teknologi di bidang upstream dan midstream.
"Ini juga termasuk proyek gas alam cair (LNG), listrik dan energi baru terbarukan,"ujarnya. Investor Korea akan bekerja sama dengan BUMN RI seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk serta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Di 2012 lalu, total investasi migas mencapai 21,88 miliar dolar AS. Di 2013 ini, pemerintah menargetkan kenaikan investasi migas hingga 19,7 persen atau menjadi 26,2 miliar dolar AS.
Jumlah program kerja dan anggaran (WP&B) yang ditekan mencapai 274 kontraktor, dengan rincian 74 wilayah kerja eksploitasi dan 200 wilayah kerja eksplorasi. Dari rencana investasi yang telah disetujui, sebesar 2,3 miliar dolar AS, akan disalurkan ke eksploitasi.
Sisanya disalurkan ke sektor pengembangan 5 miliar dolar AS; produksi 14,7 miliar dolar AS; dan administrasi umum 1,5 miliar dolar AS. Rencananya anggaran ini akan digunakan untuk pengeboran 1.177 sumur pengembangan, 1.094 sumur kerja ulang (work over), dan 99 sumur eksplorasi.
Terkait kemungkinan ekspor migas ke Korea, Susilo menegaskan belum ada pembicaraan mendalam soal itu. Tapi, ia tak menutup kemungkinan ini bisa dilakukan terutama untuk beberapa proyek gas seperti Lapangan Jangkrik, Kalimantan Timur.
"Ini sedang digarap tentunya," jelasnya. "Namun masalah ini kan soal komersial, karena ini soal partnership dan teknikal. Nanti akan dibicarakan lagi secara bisnis," tambahnya.