REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) dan lembaga International Enterprise (IE) Singapura bekerja sama membuat inisiatif kemitraan publik-swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ASEAN.
Rilis ADB yang diterima di Jakarta, Jumat (3/5) menyebutkan, inisiatif itu akan mendanai sebanyak 9 juta dolar AS selama lebih dari tiga tahun. Jumlah itu digabung secara bersama-sama oleh ADB dan lembaga pemerintahan Singapura yang diwakili IE Singapura.
Salah satu inisiatif konkrit pertama yang diletakkan setelah Nota Kesepahaman (MoU) adalah memperkuat pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif itu bertujuan membantu mengatasi kebutuhan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan dalam membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.
Berdasarkan data ADB, kebutuhan infrastruktur diperkirakan membutuhkan dana sekitar 60 miliar dolar AS per tahun selama satu dekade mendatang. Sebagaimana telah diberitakan, Dana Infrastruktur ASEAN (AIF) menyiapkan operasi peminjaman pada paruh akhir tahun 2013 dengan program pemipaan (pipeline) sekitar 1 miliar dolar AS yang diproyeksikan untuk tiga tahun mendatang.
"Tahun pertama AIF adalah tahun yang aktif. Apa yang telah dicapai AIF pada tahun ini adalah memberikan dasar bagi proyek mendatang dan kemajuan yang akan dicapai dalam tahun-tahun ke depan," kata Co-Chair AIF, Bambang Brodjonegoro. Rapat yang digelar Dewan Direktur AIF berlangsung di sela-sela Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur ADB ke-46 yang berlangsung di Delhi, India.
AIF terbentuk pada April 2012 di Malaysia, dan awalnya diharapkan dapat menyediakan pinjaman hingga 300 juta dolar AS per tahun. Para pemangku kepentingan meliputi Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, and ADB. Sebagai tambahan dari investasi sebesar 150 juta dolar AS, ADB juga terus menjadi rekan pembiayaan dan mengadministrasikan AIF serta menyediakan bantuan teknis.