REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki tiga bulan pertama 2013, pembiayaan PermataBank Syariah meningkat 160 persen. Per Maret 2013, pembiayaan menjadi Rp 10,3 triliun dari Rp 4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pembiayaan tumbuh pada semua segmen bisnis. Pertumbuhan ini mendorong pertumbuhan total aset secara konsolidasi menjadi Rp 14,4 triliun per Maret 2013 atau naik 105 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7 triliun.
Head PermataBank Syariah, Achmad Kusna Permana mengatakan laba bersih PermataBank Syariah di kuartal I 2013 meningkat sebesar 69 persen (yoy) atau menjadi Rp 98,9 miliar dibandingkan posisi kuartal I 2012 sebesar Rp 58,4 miliar. Sementara total laba operasional tumbuh 73 persen (yoy) dari Rp 59,6 miliar menjadi Rp 103,1 miliar ditopang pertumbuhan pendapatan marjin bersih dan dari pendapatan operasional lainnya.
Sedangkan pendapatan margin mengalami peningkatan 47 persen (yoy) menjadi Rp 33,1 miliar dari posisi kuartal I 2012 Rp 22,5 miliar. Pendapatan operasional lainnya tumbuh 56 persen (yoy) menjadi Rp 421,2 miliar dari sebelumnya Rp 270,4 miliar.
Basis pendanaan kian beragam dan terus tumbuh berkelanjutan. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat tajam 99 persen (yoy) menjadi Rp 9,9 triliun. Total dana murah meningkat 42 persen (yoy) menjadi Rp 4,1 triliun. Begitu pula deposito berjangka meningkat 180 persen (yoy) menjadi Rp 5,75 triliun. Dengan demikian komposisi dana murah (CASA) mencapai 42 persen dari total simpanan pada akhir kuartal I 2013.
Pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi dibanding DPK berdampak pada perbaikan Financing to Deposit Ratio (FDR) dari 80,4 persen pada kuartal I 2012 menjadi 105,1 persen pada kuartal I 2013. "PermataBank Syariah menunjukkan perbaikan kesinambungan dalam mengelola kualitas pembiayaannya," ujar Permana saat jumpa pers di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (3/5). Hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (Net Non Performing Financing) yang membaik menjadi 0,15 persen pada Maret 2013 dari 0,74 di tahun sebelumnya.
Permana menyebut bank mempertahankan tingkat permodalan sehat terhadap aktiva tertimbang menurut risiko dan mengakhiri periode dengan mencatat Rasio Kecukupan Modal (CAR) 13,41 persen. Angka ini naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 13,01 persen. Ekuitas pemegang saham tumbuh 146 persen (yoy) menjadi Rp 1,1 triliun pada akhir Maret 2013.
Direktur Retail Banking PermataBank, Lauren Sulistiawati mengatakan bank mencatat kinerja mengesankan di awal 2013. "Ini mencerminkan model bisnis yang kami terapkan selama ini berjalan baik dan sinergis," ucapnya.
Menurutnya aset PermataBank Syariah meningkat tajam karena ditopang permodalan kuat dan likuiditas sehat. "Layanan prima dan inovasi produk akan terus kami tingkatkan sejalan dengan kebutuhan nasabah," ujar Lauren.