REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diyakini akan ikut memicu kenaikan harga jual properti di Sumatra Utara. "Kalau BBM naik, pasti akan diikuti kenaikan semua barang termasuk bahan bangunan dan transportasi sehingga otomatis membuat harga rumah ikut naik juga," kata Ketua Realestate Indonesia (REI) Sumut, Tom Wistan, usai acara silahturahmi dan syukuran selesainya renovasi Kantor REI Sumut, di Medan, Rabu (1/5).
Kenaikan harga belum bisa dipastikan berapa persen, karena tergantung persentase peningkatan harga BBM. "Diyakini kuat, kenaikan BBM pasti memicu harga rumah. Apalagi dewasa ini, harga BBM belum naik saja, harga sebagian bahan bangunan sudah naik," katanya.
Harga besi dan keramik misalnya sudah naik sekitar lima persen dan diduga akan bertambah mahal lagi kalau BBM naik. Tomi mengakui, tanpa kenaikan BBMpun, harga rumah naik setiap tahunnya sebagai dampak faktor lain seperti permintaan, harga lahan dan biaya perizinan. "Tetapi, kenaikan BBM otomatis mendorong harga jual properti," katanya.
Meski harga rumah naik, permintaan rumah termasuk untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Sumut diyakini tetap tinggi karena kebutuhan banyak. "Kecuali harga rumah MBR dinaikkan pemerintah, maka bisa saja daya beli melemah," katanya.
Dia menyebutkan, hingga triwulan pertama tahun 2013, penyerapan rumah MBR memang masih sedikit atau sekitar 300 unit rumah dari target tahun ini sebanyak 10 ribu unit. Permintaan diperkirakan semakin meningkat mulai triwulan II dan berlangsung hngga akhir tahun, "Diharapkan, target penjualan 10 ribu unit bisa tercapai setelah tahun lalu hanya terjual sekitar 5.000 unit," katanya.