Selasa 30 Apr 2013 12:47 WIB

AXA Mandiri Raup Premi Rp 5,67 Triliun

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
AXA Mandiri
Foto: www.jobscdc.com
AXA Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan asuransi jiwa PT AXA Mandiri membukukan total premi Rp 5,67 triliun sepanjang 2012. Jumlah tersebut meningkat 16,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 yang mencapai Rp 4,85 triliun.

Presiden Direktur AXA Mandiri, Jon Sandham, mengatakan AXA Mandiri tetap kuat dan solid di tengah pasar yang kompetitif. Ia mengklaim AXA Mandiri mengontrol satu pertiga bank asuransi di Indonesia.

"Kunci keberhasilan kami adalah dukungan yang kuat dari Bank Mandiri dan memanfaatkan peluang pada jalur alternatif marketing," ujar Jon dalam Paparan Kinerja AXA Mandiri 2012, Selasa (30/4). Bank Mandiri memegang 51 persen saham di AXA Mandiri.

AXA Mandiri menyasar nasabah Bank Mandiri yang mencapai lebih dari 12 juta. AXA Mandiri memanfaatkan financial advisor yang tersebar di cabang-cabang Bank Mandiri. Kunci keberhasilan kedua adalah inovasi produk dan peningkatan layanan bagi nasabah.

Perolehan premi yang meningkat dan pengelolaan keuangan yang baik meningkatkan laba bersih AXA Mandiri menjadi Rp 1,04 triliun, meningkat 19,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  "Peningkatan juga terjadi pada aspek dana kelolaan," ujar Chief Financial Officer AXA Mandiri, Iwan Pasila.

Tahun 2013 peningkatan dana kelolaan sebesar 30,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 13,8 triliun. Untuk penempatan investasinya, 40 persen di deposito berjangka, 40 persen di surat utang Negara dan masing-masing 10 persen di obligasi korporasi dan saham.

Kinerja positif ikut mendorong pertumbuhan asset perusahaan dari Rp 11,59 triliun menjadi Rp 14,32 triliun atau tumbuh 23,6 persen. Kenaikan aset juga berkonsekuensi pada level kompetitif perusahaan yang harus bersaing dengan perusahaan asuransi lainnya pada kelas asset berkategori Rp 10 triliun ke atas. Sementara itu, total ekuitas perusahaan meningkat 47,2 persen dari Rp 1,09 triliun menjadi Rp 1,6 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement