REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan dana sebesar Rp 15,5 triliun untuk kebutuhan belanja modal sepanjang 2013. Belanja modal tahun ini naik 20 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Belanja modal terbesar adalah untuk belanja divisi otomotif, yaitu Rp 8,4 triliun. Dana ini akan dipakai untuk pengembangan usaha otomotif melalui Astra Otoparts. Pasalnya penetrasi mobil di Indonesia masih rendah, di bawah lima persen.
"Kami berencana untuk menambah beberapa outlet dan pengengembangan manufaktur," ujar Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto, Kamis (25/4).
Selain itu perseroan menyiapkan dana untuk pengembangan sektor agribisnis. Prijono mengungkapkan pengembangan tersebut memerlukan dana sekitar Rp 3,2-3,3 triliun.
Kenaikan belanja modal di beberapa sektor ini akan menggerus belanja modal sektor lain. Prijono menyebutkan sektor alat berat akan dikurangi belanja modalnya dari tahun sebelumnya Rp 5 triliun menjadi Rp 2,9 triliun.
Tahun inimenargetkan penyelesaian tol Mojokerto-Kertosono. Untuk kelanjutan pembangunan tersebut perseroan memerlukan dana sekitar Rp 2,8 triliun. "Kami juga baru saja mengambilalih pelabuhan Iskal dengan dana awal Rp 600 miliar," kata Prijono.
Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Astra akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 8,7 triliun untuk tahun buku 2012 atau sebesar Rp 216 per saham. Dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham ASII tersebut setara dengan 45 persen dari perolehan laba bersih perseroan di 2012. Perseroan membukukan laba bersih di akhir 2012 sebesar Rp 19,4 triliun.
Sebelumnya, ASII telah membagikan dividen interim sebesar Rp 66 per saham pada tahun 2012, dengan demikian sisanya sebesar Rp 150 per saham akan dibayarkan pada tanggal 7 Juni 2013.