Jumat 19 Apr 2013 14:50 WIB

Bahas CEPA, RI-Korsel Sepakati Kerja Sama di Empat Sektor

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
MS Hidayat
Foto: Yogi Ardhi/Republika
MS Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pemerintah Republik Indonesia (RI) menargetkan negosiasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Korea Selatan (Korsel) segera rampung. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Indonesia MS Hidayat saat bertemu dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korsel Yoo Sang-Jick di Jakarta, Jumat (19/4).

“Kami mengukur target CEPA tentang investasi Korsel di indonesia. Yang mengukur target investasi adalah Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahana karena dia adalah wakil negosiasi,” ujar Hidayat saat ditemui wartawan setelah bertemu dengan Menteri Yoo.

Hidayat menuturkan, kedua belah pihak menargetkan negosiasi CEPA dapat selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) digelar pada November 2013 mendatang di Pulau Bali. Dia menjelaskan, Korsel setuju dengan langkah Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Hidayat dan Yoo menyetujui beberapa poin bidang kerja sama jika sudah terjadi kesepakatan CEPA dengan Korsel. Hidayat menjelaskan, kerja sama yang akan dijalin adalah industri baja. Menurutnya, industri baja adalah dasar industri. “Kedua adalah petrokimia,karena ketergantungan Indonesia pada bahan-bahan baku kimia semakin besar,” tuturnya.

Dia menjelaskan, perusahaan produsen petrokimia asal Korsel Honam dan Pertamina telah bersedia untuk membangun pabrik petrokimia. “(Bidang) petrokimia itu harus didukung penuh, supaya ketergantungan impor Indonesia dalam jangka panjang bisa dihapus. Saat ini impor bahan baku kimia mencapai 8 miliar dolar AS,” paparnya.

 

Kemudian kerja sama lain yang akan dijalin adalah bidang perkapalan. Dalam pertemuan itu, lanjut Hidayat, Korsel menyarankan industri perkapalan indonesia,karena indonesia negara kepulauan,maka harus kuat.  “Korsel menyarankan,kalau mau cepat sukses,lebih baik industri perkapalan itu ada satu perusahaan besar milik pemerintah maupun swasta yang nanti ditugasi secara penuh untuk membangun industri itu,” ucapnya.

 

Jadi, tambahnya, seperti di Korsel ada satu (pihak) yang ditugasi membangun industri galangan kapal.  “Kemudian saya mengatakan bahwa Indonesia akan memperkuat industri prkapalan,” ujarnya.

Hidayat menambahkan, sentra industri perkapalan rencananya akan dikembangkan di Lamongan (Jawa Timur) dan Pulau Batam. “Indonesia juga baru saja memesan tiga kapal selam,” tuturnya.

Dia menargetkan, kapal selam yang dipesan tidak hanya dibuat di Korsel tapi Indonesia juga mampu membuatnya.

Tidak hanya itu, Hidayat menuturkan semua kekuatan investasi Korsel akan masuk ke Indonesia. Dia menjelaskan, perusahaan-perusahaan Korsel seperti Samsung, LG, dan lainnya akan masuk ke Indonesia. “Perusahaan Honam masih menunggu kepastian kita soal tanah. Yoo juga mengucapkan terima kasih bahwa Hankook sudah selesai membangun, sudah beroperasi, dan sudah ekspor,” tuturnya.

 

Selain itu, tambah Hidayat, Indonesia juga menawarkan kerja sama di industri hilir karet. Hal ini, kata dia, sejalan dengan target CEPA, yakni mengundang investasi asing ke Indonesia hingga 50 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement