Kamis 18 Apr 2013 10:50 WIB

Thomson Reuters Rilis Buku Panduan Asuransi Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Thomson Reuters
Foto: Reuters
Thomson Reuters

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Thomson Reuters meluncurkan buku panduan asuransi syariah berjudul 'Takaful Primier'. Buku ini berisi pedoman pengenalan sistem dan fitur asuransi syariah.

Di dalamnya terdapat tren, statistik dan perspektif industri asuransi syariah saat ini di seluruh dunia. Lewat buku tersebut, pembaca dapat mengetahui peluang dan tantangan industri asuransi syariah. Buku ini dilengkapi glosarium istilah asuransi syariah dalam bahasa Arab dan Inggris.

Buku yang di-launching Rabu (17/4) waktu setempat ditulis oleh Omar Fisher, seorang lulusan program pascasarjana asuransi syariah Universitas Universitas Islam Internasional Malaysia (Kuala Lumpur) dan Camden University of Delaware (USA) pada 2005. Fisher juga penulis dan editor beberapa buku dan artikel tentang asuransi syariah. Buku panduan ini juga dilengkapi publikasi artikel berita dari Thomson Reuters yang berkaitan dengan asuransi syariah.

Managing Director Thomson Reuters di Timur Tengah dan Afrika Utara, Russell Hawort mengatakan pihaknya  senang bisa menyajikan publikasi 'Takaful Primer'. "Buku ini akan memberikan kontribusi dalam memperluas kesadaran pentingnya asuransi syariah," ujar Hawort seperti  dikutip CPI Financial, Kamis (18/4).

Dia menyebut buku panduan ini ditulis dalam bahasa non teknis dan membantu konsumen memahami dasar-dasar produk asuransi syariah.

Kepala Pasar Modal Global Thomson Reuters, Sayd Farouk, mengatakan buku ini menunjukkan dasar etika dan kepraktisan keuangan dan asuransi syariah tidak hanya pada masyarakat muslim tapi juga non-muslim. Dia berharap 'Takaful Primer' dapat membantu mengatasi mitos dan kesalahpahaman antara Muslim dan non Muslim terkait masalah asuransi syariah.

Menurut Farouk sektor asuransi syariah akan meluas dan berkembang pesat di seluruh dunia. "Untuk itu pengetahuan masyarakat terkait layanan perlindungan risiko baik individu maupun kelompok harus ditingkatkan," kata Farouk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement