Ahad 14 Apr 2013 14:15 WIB

Indonesia Ngotot Perjuangkan CPO di APEC

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Minyak Sawit Mentah
Minyak Sawit Mentah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia kembali akan memperjuangkan crude palm oil (CPO) sebagai produk ramah lingkungan dalam forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC). Dirjen Kerjasama Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan masuknya CPO dalam produk ramah lingkungan (Enviromental Good List atau EG) penting untuk memotivasi negara berkembang agar bisa memproduksi produk ramah lingkungan.

Tahun lalu, dalam sidang APEC di Vladivostok, Rusia, 99 persen produk ramah lingkungan yang disepakati di APEC umumnya berupa produk manufaktur. Dengan begitu, menurut dia kesempatan negara berkembang untuk bisa memasukkan daftar produk ramah lingkungan menjadi kurang.

”Tahun  lalu dimasukkan 54 pos tarif yang dianggap sebagai  EG seperti turbin. Produk-produk manufaktur manufaktur banyak dihasilkan oleh negara yang sudah mengusasi teknologi,” ujar Iman, akhir pekan ini.

Menurut dia, perlu adanya kontribusi dari negara berkembang yang umumnya mengandalkan sektor pertanian dan kehutanan agar bisa masuk dalam daftar produk ramah lingkungan. Indonesia akan mengajuakan minyak sawit atau CPO karena dianggap rendemen minyak ini lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya.

Berdasarkan hitung-hitungan produksi, produktivitas dalam satu hektare sawit lebih tinggi dibandingkan lain. Dengan alasan yang sama, Indonesia juga akan mengajukan karet sebagai produk ramah lingkungan. Produk-produk yang masuk dalam aktagori ramah lingkungan ini akan mednapatkan keringanan tarif maksimal lima persen pada tahun 2015.

”Kita punya kepentingan agar daftar ini lebih balance (antara negara maju dan berkembang),” ujar dia.

Menurut dia, jika CPO dan karet bisa disepakati sebagai produk ramah lingkungan, akan berdampak baik terutama bagi engara berkembang yang umumnya menjadi produk ekspor andalan. Isu mengenai perdagangan negara berkembang ini juga akan dibahas lebih detail pada sidang organisasi perdagangan dunia (WTO) pada Desember mendatang.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengakui perlu kerja keras agar CPO bisa gol dalam produk ramah lingkungan mengingat banyak pihak yang resisten dengan CPO. Beberapa negara menganggap CPO sebagai produk yang tidak ramah lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement